Ad2stream – Mabuk Kecubung. Akhir-akhir ini, masyarakat di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, dihebohkan dengan kasus mabuk kecubung. Sebanyak 44 orang dilaporkan dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum akibat meminum tanaman beracun ini.
Menurut Kasi Humas dan Informasi RSJ Sambang Lihum, Budi Harmanto, sebagian dari pasien masih belum sadar dan membutuhkan waktu pemulihan selama tiga hari secara fisik, serta dua minggu untuk pemulihan secara kejiwaan. Hal ini menunjukkan betapa berbahayanya efek yang ditimbulkan oleh kecubung.
Mengapa Kecubung Bisa Memabukkan Seseorang?
Menurut Ketua Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional Jamu Indonesia (PDPOTJI), dr Inggrid Tania, kecubung mengandung senyawa kimia alkaloid yang terdiri dari atropin, hiosiamin, dan skopolamin. Senyawa-senyawa ini bersifat antikholonergik atau dapat menghambat kerja asetilkolin, sebuah neurotransmitter penting dalam sistem saraf.
Akibatnya, konsumsi kecubung dapat menyebabkan halusinasi yang kuat, hilangnya koordinasi motorik, dan gangguan memori jangka pendek. Bahkan, jika dikonsumsi dalam dosis besar, kecubung dapat merusak sel-sel saraf secara permanen.
Selain memabukkan, kecubung juga dapat menyebabkan kerusakan pada sistem saraf manusia. Koordinasi motorik dan hilangnya memori jangka pendek akan terganggu jika seseorang mengonsumsi kecubung dalam dosis besar.
Inggrid Tania menjelaskan bahwa kecubung dapat “merusak saraf” karena dapat menimbulkan halusinasi dan hilangnya koordinasi motorik. Kerusakan sel saraf ini dapat menjadi permanen jika konsumsi kecubung dalam dosis besar.
Peristiwa mabuk kecubung di Banjarmasin ini tentu menjadi peringatan bagi masyarakat untuk berhati-hati terhadap tanaman beracun yang dapat memabukkan. Selain itu, edukasi dan tindakan pencegahan dari pihak berwenang juga diperlukan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.