Ad2stream – Pemerkosaan Gadis di Palembang. Dalam sebuah kejadian tragis pemerkosaan gadis di Palembang yang mengejutkan masyarakat, pihak kepolisian Palembang berhasil menangkap empat remaja yang terlibat dalam kasus pemerkosaan dan pembunuhan seorang anak perempuan bernama AA, berusia 13 tahun. Pada 2 September 2024, jenazah AA remaja putri ditemukan di Kuburan Cina di Palembang, Sumatera Selatan. 4 pelaku pemerkosaan ditangkap adalah IS (16), MZ (13), AS (12), dan NS (12), dengan IS dicap sebagai otak dari aksi keji ini.
Kapolrestabes Palembang, Kombes Harryo Sugihhartono, menjelaskan bahwa IS telah merencanakan pencabulan tersebut sebelum bertemu dengan AA. Rencana ini dia lakukan bersama dengan tiga pelaku lainnya, yang tampaknya tidak menyadari konsekuensi fatal dari tindakan mereka. Harryo menjelaskan bahwa IS mengajak korban menonton pertunjukan kuda kepang, yang diadakan di Kelurahan Pipa Reja, Kecamatan Kemuning, sebagai taktik untuk menarik perhatian AA.
Setelah melakukan aksi penculikan, IS dan rekan-rekannya mengajak AA menuju lokasi dekat krematorium, di mana mereka melakukan pemerkosaan. IS berperan aktif dalam membekap mulut korban, sementara ketiga tersangka lainnya memegangi tangan dan kaki AA. Tragisnya, tindakan mereka berlanjut hingga mengakibatkan korban tidak bernyawa.
Harryo melanjutkan melihat korban yang sudah tak berdaya, keempat tersangka membawa tubuhnya ke TKP kedua di mana jenazahnya ditemukan. “Korban dibawa ke TKP ke 2 dengan cara digotong oleh IS dari sebelah kanan, MZ dari sebelah kiri, sementara MS dan AS mendorong dari belakang,” ujarnya. Harryo mengatakan, adapun jarak antara TKP pertama dan TKP kedua ditempuh kurang lebih 10 menit jalan kaki melewati semak-semak. Setelah sampai di TKP kedua, keempat pelaku melakukan aksinya kembali terhadap korban yaitu pemerkosaan kembali karena rasa yang kurang puas.
“Setelah sampai di lokasi kedua, ke 4 tersangka kembali melakukan perbuatannya terhadap korban yang saat itu sudah tidak bernapas (meninggal dunia) secara bergilir,” ungkapnya. Para tersangka kemudian meninggalkan korban yang sudah tewas. Bahkan, IS dengan bangga mendiskusikan pemerkosaan tersebut kepada seorang saksi setelah kembali ke acara pertunjukan. Tak hanya itu, IS juga sempat muncul di acara yasinan yang diadakan keluarga korban, berusaha tampil tidak mencolok agar tidak dicurigai. Sementara itu, ketiga pelaku lainnya berpartisipasi dalam kerumunan saat tubuh AA ditemukan, berupaya menunjukkan bahwa mereka tidak terlibat dalam peristiwa tersebut.
Atas aksi pembunuhan dan pemerkosaan gadis di palembang, kini keempat tersangka, meskipun masih di bawah umur, dihadapkan pada proses hukum. IS terancam hukuman penjara selama 15 tahun beserta denda yang cukup besar, sedangkan ketiga pelaku lainnya akan menjalani rehabilitasi dengan koordinasi dari Bapas Palembang untuk perlindungan anak.
Motivasi dari tindakan keji ini berasal dari pengaruh negatif, di mana IS terinspirasi setelah menonton film porno di ponsel salah satu tersangka. Kasus ini tentunya membawa dampak mendalam bagi keluarga AA dan masyarakat luas, menegaskan perlunya kesadaran dan pendidikan mengenai bahaya serta konsekuensi dari tindak kekerasan seksual.
Insiden ini menjadi pengingat yang menyedihkan akan perlunya perhatian serius terhadap perlindungan anak serta penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku kejahatan, terutama yang melibatkan anak-anak. Diharapkan, ke depan masyarakat lebih peduli dan aktif dalam melindungi generasi muda dari ancaman yang serupa.