Flores, 4 November 2024 – Dalam suasana penuh duka, lima korban erupsi Gunung Lewotobi akhirnya dimakamkan bersama di satu liang lahat di sebuah pemakaman umum di Desa Wolo, Kecamatan Lewoleba, Kabupaten Lembata. Prosesi pemakaman berlangsung pada Minggu siang, dihadiri oleh keluarga, kerabat, dan warga setempat yang merasa kehilangan.
Erupsi Gunung Lewotobi yang terjadi pada Jumat malam lalu telah menimbulkan kepanikan di kalangan masyarakat. Sebanyak lima orang dinyatakan meninggal dunia akibat terjebak dalam semburan material vulkanik saat berusaha menyelamatkan diri dari area terdampak. Para korban tersebut adalah warga setempat yang dikenal baik oleh masyarakat dan memiliki keluarga yang masih berduka atas kehilangan mereka.
“Ini adalah kehilangan yang sangat berat bagi kami semua. Mereka adalah bagian dari komunitas ini, dan kami sangat merasa kehilangan,” ungkap salah satu kerabat korban, Ibu Maria, dengan air mata yang tak tertahan. “Kami memutuskan untuk memakamkan mereka bersama karena mereka saling mengenal dan telah melalui banyak hal bersama.”
Pemakaman dilaksanakan dengan khidmat, di mana setiap anggota keluarga dan warga yang hadir memberikan penghormatan terakhir dengan mengucapkan doa dan menyanyikan lagu-lagu pengantar arwah. Liang lahat yang dipilih adalah tempat yang sederhana namun penuh makna, sebagai simbol persatuan dan cinta di antara mereka yang telah pergi.
Sebelum prosesi pemakaman, tim penyelamat dan pihak berwenang telah melakukan evakuasi dan identifikasi terhadap korban. Mereka bekerja keras untuk memberikan keadilan bagi keluarga yang ditinggalkan, serta memastikan bahwa semua korban mendapatkan perlakuan yang layak.
Kepala Desa Wolo, Bapak Joni, menyatakan bahwa masyarakat sangat berterima kasih atas dukungan dari pemerintah dan lembaga terkait dalam penanganan situasi pasca-erupsi. “Kami berharap tidak ada lagi bencana seperti ini di masa depan. Kami juga meminta pemerintah untuk memberikan perhatian lebih terhadap daerah-daerah rawan bencana,” ujarnya.
Sementara itu, Gunung Lewotobi, yang terletak di Flores, Nusa Tenggara Timur, masih dalam status waspada. Pihak Badan Geologi dan PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) telah mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan mematuhi instruksi yang diberikan. Mereka juga mengingatkan pentingnya edukasi tentang bencana alam agar masyarakat dapat lebih siap menghadapi situasi serupa di masa mendatang.
Kehilangan lima jiwa dalam erupsi ini menjadi pengingat akan kekuatan alam yang tak terduga dan pentingnya solidaritas di tengah bencana. Masyarakat diharapkan dapat saling mendukung dalam proses berduka dan memperkuat ketahanan sosial agar dapat bangkit bersama setelah tragedi ini.