Sejumlah warga di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, terpaksa memindahkan rumah mereka setelah terlibat perbedaan pilihan dalam pemilihan calon bupati (cabup). Kejadian ini menjadi perhatian publik setelah beberapa keluarga mengungkapkan alasan pindah rumah akibat ketegangan yang muncul di lingkungan mereka terkait dengan pilkada.
Perpindahan ini dilatarbelakangi oleh ketegangan sosial yang terjadi antarwarga yang mendukung pasangan calon bupati yang berbeda. Sejumlah warga mengaku merasa tidak nyaman tinggal di lingkungan yang mayoritas mendukung calon bupati yang berseberangan dengan pilihan politik mereka. Ketegangan ini semakin meningkat menjelang pemilihan, membuat sebagian keluarga memilih untuk pindah ke daerah yang lebih kondusif.
Tanggapan Warga yang Terlibat
Salah satu warga yang memutuskan untuk pindah, Arman (45), mengaku terpaksa mengungsi setelah suasana di lingkungan tempat tinggalnya semakin panas. “Awalnya, kami masih berusaha menjaga hubungan baik dengan tetangga meskipun berbeda pilihan. Namun, setelah beberapa kali terjadi perdebatan yang cukup keras, kami merasa lebih baik pindah untuk menghindari konflik lebih lanjut,” ujar Arman.
Arman, yang mendukung calon bupati dari partai tertentu, mengaku tidak merasa aman lagi di lingkungan tersebut setelah ketegangan antarpendukung calon semakin meningkat. “Kami khawatir hubungan dengan tetangga menjadi renggang dan berdampak pada anak-anak kami yang masih kecil,” tambahnya.
Ketegangan Sosial di Barru
Kasus ini memicu perdebatan tentang dampak pilkada terhadap hubungan sosial antarwarga. Warga yang terlibat dalam konflik ini mengungkapkan bahwa pilihan politik sering kali menciptakan pembelahan yang tajam, bahkan di tingkat keluarga dan tetangga. Sebagian warga merasa bahwa perbedaan pilihan politik bisa merusak ikatan sosial yang telah terjalin lama.
Seorang warga lainnya, Siti (38), mengungkapkan kekecewaannya terhadap situasi yang berkembang di desanya. “Kita tinggal di kampung yang dulu sangat rukun, tapi sekarang semua berubah. Banyak yang mulai tidak saling menyapa hanya karena beda pilihan cabup. Ini sangat disayangkan,” ujar Siti.
Penyelesaian dan Harapan ke Depan
Pihak pemerintah daerah Barru mengimbau kepada masyarakat agar menjaga kerukunan meskipun memiliki pilihan politik yang berbeda. Bupati Barru, Suardi Saleh, menyatakan bahwa hal ini menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya menjaga keharmonisan sosial di tengah demokrasi.
“Kita harus bijak dalam berpolitik dan tidak membiarkan perbedaan pilihan politik merusak hubungan sosial kita. Kita semua adalah saudara, dan politik seharusnya tidak memecah belah kita,” kata Suardi.
Selain itu, berbagai organisasi masyarakat setempat juga mengadakan dialog terbuka untuk memperbaiki hubungan antarwarga yang terpengaruh oleh perbedaan pilihan politik. Dengan harapan, hubungan sosial di Barru bisa kembali harmonis menjelang pemilu yang akan datang.
Kesimpulan
Perpindahan rumah yang dilakukan sebagian warga Barru mencerminkan betapa pilkada dapat mempengaruhi kehidupan sosial di tingkat lokal. Meski demikian, diharapkan kejadian ini menjadi bahan refleksi bagi semua pihak untuk lebih mengedepankan toleransi dan kerukunan, meskipun memiliki pilihan politik yang berbeda.