Hujan deras yang mengguyur wilayah Bandung sejak Jumat malam (22/11/2024) menyebabkan banjir besar di kawasan Bojong Asih, Kabupaten Bandung. Ketinggian air mencapai 1,5 meter, memaksa ratusan warga mengungsi ke tempat yang lebih aman. Bencana ini tidak hanya merendam rumah-rumah warga, tetapi juga memutus akses jalan dan melumpuhkan aktivitas masyarakat setempat.
Kronologi Bencana
Banjir mulai merendam wilayah Bojong Asih sekitar pukul 01.00 dini hari. Menurut warga, air naik dengan cepat setelah hujan lebat mengguyur selama berjam-jam. Sungai Citarum yang melintasi kawasan ini dilaporkan meluap, menjadi penyebab utama banjir.
Siti (43), salah satu warga yang mengungsi, mengungkapkan bahwa keluarganya hanya sempat menyelamatkan barang-barang penting. “Air tiba-tiba masuk ke rumah, kami tidak sempat menyelamatkan semuanya. Barang-barang seperti perabotan dan elektronik terendam,” katanya sambil menunggu di posko pengungsian.
Dampak Banjir
Menurut laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, banjir mengakibatkan:
- Ratusan rumah terendam: Banyak rumah terendam hingga bagian atap.
- Kerusakan fasilitas umum: Sekolah, tempat ibadah, dan fasilitas kesehatan terkena dampak.
- Ratusan warga mengungsi: Hingga Sabtu pagi (23/11/2024), lebih dari 300 orang telah dievakuasi ke posko pengungsian sementara.
Tidak ada laporan korban jiwa sejauh ini, tetapi beberapa warga mengalami luka ringan akibat berusaha menyelamatkan barang-barang mereka.
Penanganan Darurat
BPBD bekerja sama dengan TNI, Polri, dan relawan telah mendirikan beberapa posko darurat di sekitar Bojong Asih. Posko ini menyediakan tempat berlindung sementara, makanan, air bersih, dan layanan kesehatan.
Kepala BPBD Kabupaten Bandung, Dedi Kusnadi, menyebutkan bahwa upaya evakuasi masih terus berlangsung. “Kami fokus memastikan semua warga yang terdampak dapat dievakuasi ke tempat aman. Selain itu, kami juga terus memantau debit air Sungai Citarum untuk mengantisipasi banjir susulan,” ujar Dedi.
Kesaksian Warga
Anton (50), salah satu warga terdampak, menyatakan keprihatinannya terhadap kondisi lingkungan di sekitar Sungai Citarum. “Ini sudah sering terjadi setiap tahun. Kami berharap ada langkah serius dari pemerintah untuk memperbaiki sistem drainase dan mengendalikan luapan sungai,” keluhnya.
Sementara itu, anak-anak yang berada di posko pengungsian tampak ceria meskipun situasi sulit. Mereka mendapat hiburan dari relawan yang mengadakan kegiatan bermain dan belajar.
Upaya Pemulihan Jangka Panjang
Bupati Bandung, Dadang Supriatna, yang meninjau lokasi banjir, berjanji akan mempercepat upaya mitigasi untuk mencegah banjir di masa mendatang. “Kami akan mempercepat normalisasi sungai dan meningkatkan kapasitas drainase di kawasan rawan banjir seperti Bojong Asih,” ujarnya.
Selain itu, Pemkab Bandung juga akan bekerja sama dengan pemerintah provinsi untuk mempercepat program revitalisasi Sungai Citarum, yang selama ini menjadi sumber utama banjir di wilayah tersebut.
Imbauan kepada Warga
BPBD mengimbau warga yang tinggal di sekitar Sungai Citarum untuk tetap waspada, terutama mengingat curah hujan yang masih tinggi. Mereka juga diminta untuk mengikuti arahan petugas jika diminta mengungsi.
Banjir di Bojong Asih menjadi pengingat bahwa penanganan masalah banjir membutuhkan solusi menyeluruh, mulai dari penanganan darurat hingga kebijakan lingkungan jangka panjang. Dengan langkah tepat dan dukungan masyarakat, diharapkan kejadian serupa dapat diminimalisir di masa mendatang.