PT Freeport Indonesia (PTFI) berencana meningkatkan produksi menjadi 240 ribu ton per hari mulai 2029, naik dari 220-230 ribu ton per hari.
Tambang bawah tanah Kucing Liar akan berkontribusi pada kenaikan ini. Tambang Kucing Liar memiliki cadangan 24% tembaga dan 26% emas hingga 2041, dengan produksi 90 ribu ton bijih per hari.
Saat ini, PTFI mengoperasikan tiga tambang bawah tanah: Grasberg Block Cave (GBC), Deep Mill Level Zone (DMLZ), dan Big Gossan dengan total produksi 220-230 ribu ton per hari. GBC memiliki cadangan 51% tembaga dan 48% emas, DMLZ 17% tembaga dan 22% emas, serta Big Gossan 8% tembaga dan 4% emas.
Total cadangan dari empat tambang ini adalah 29 miliar pound tembaga dan 24 juta ounce emas hingga 2041. Sumber daya mineral PTFI diperkirakan 48 miliar pound tembaga dan 58 juta ounce emas. Namun, eksplorasi lebih lanjut 5-10 tahun masih dibutuhkan untuk membuktikan keberadaan sumber daya tersebut. Eksplorasi ini juga akan membangun infrastruktur.
Wakil President Underground Engineering Freeport Indonesia, Anton Priatna, mengatakan PTFI memerlukan perpanjangan operasi melewati 2041. Tanpa perpanjangan, sulit membuktikan keberadaan sumber daya mineral meski tambang bisa beroperasi sampai 2061.
“Kami sudah membangun smelter dan perlu sumber daya material agar terus berjalan,” kata Anton. Tambang baru butuh 10-20 tahun untuk beroperasi.
“Tambang baru di Nusa Tenggara, Banyuwangi butuh 10-15 tahun untuk beroperasi. Smelter harus punya kepastian dari sisi sumber daya,” tambahnya.
Tanpa kepastian, investasi Freeport Indonesia dan industri turunan akan berhenti pada 2041 karena smelter akan berhenti.
“Tambang ini perlu komitmen jangka panjang. Interkoneksi tambang dan industri sekitar juga penting,” ujar Anton.