Ad2stream – Tukar Rupiah. Kalangan pengusaha dan ekonom menaruh perhatian serius terhadap melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terus berlanjut. Pada hari Jumat (21/6/2024), rupiah ditutup melemah 0,12% di level Rp16.445/US$, bahkan sempat menyentuh level terendah sejak pandemi COVID-19 tahun 2020 yakni Rp16.475/US$.
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Telisa Aulia Falianty, menekankan bahwa pemerintah dan Bank Indonesia (BI) harus segera mengambil langkah-langkah untuk menyelamatkan nilai tukar rupiah agar tidak tembus ke level psikologis Rp16.500/US$. Hal ini dikarenakan jika batas tersebut terlewati, rupiah dikhawatirkan akan terus mengakumulasi sentimen negatif dari pelaku pasar keuangan dan sulit untuk dijinakkan, bahkan bisa melemah sampai level Rp17.000/US$.
Pelemahan nilai tukar rupiah ini akan berdampak signifikan pada industri di Indonesia, karena sebagian besar bahan baku industri maupun barang konsumsi pokok masyarakat berasal dari impor. Kondisi ini akan menyebabkan kenaikan harga barang-barang impor, yang pada akhirnya akan memicu inflasi.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid, menyatakan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah akan mengganggu iklim industri di tanah air. Hal ini disebabkan oleh tingginya biaya operasional perusahaan, seperti biaya bahan baku, logistik, dan transportasi. Kadin Indonesia mengimbau para pemangku kepentingan untuk berhati-hati terhadap dampak ini, terutama bagi pihak-pihak yang sangat bergantung pada nilai tukar, seperti importir dan pemegang utang dalam dolar AS.
Untuk menghadapi situasi ini, Kadin Indonesia telah mengimbau dunia usaha untuk melakukan langkah-langkah antisipatif, seperti melakukan hedging valuta asing dan restrukturisasi utang bagi pemegang utang dalam dolar, serta mengkonversi utang dolar menjadi rupiah. Selain itu, dunia usaha juga disarankan untuk melakukan efisiensi, menunda ekspansi atau investasi, serta mencari bahan baku alternatif untuk mengurangi ketergantungan.
Wakil Ketua Umum Kadin, Carmelita Hartoto, menegaskan bahwa pemerintah saat ini harus segera melakukan langkah-langkah untuk menjinakkan tekanan terhadap kurs rupiah. Menurutnya, pelemahan nilai tukar rupiah akan menyebabkan kenaikan biaya produksi, melemahkan daya saing, dan menurunkan daya beli masyarakat. Oleh karena itu, Kadin Indonesia sangat mengharapkan pemerintah untuk memberikan perhatian dan melakukan tindakan-tindakan untuk memperkuat nilai rupiah.
Shinta Widjaja Kamdani, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia, berpendapat bahwa pemerintah tidak hanya dapat mengandalkan kebijakan intervensi pasar keuangan oleh Bank Indonesia (BI), tetapi juga harus mengambil langkah-langkah lain yang lebih komprehensif untuk menjinakkan tekanan terhadap nilai tukar rupiah.
Dalam upaya mengatasi pelemahan nilai tukar rupiah, kerja sama antara pemerintah, otoritas moneter, dan dunia usaha sangat diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mendukung langkah-langkah yang diambil dalam menghadapi tantangan ini.