Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat peningkatan jumlah investor di pasar modal menjelang akhir 2024. Data hingga 24 Desember 2024 menunjukkan jumlah investor mencapai 14,81 juta single investor identification (SID).
Deputi Komisioner Pengawas Pengelolaan Investasi Pasar Modal dan Lembaga Efek OJK, I. B. Aditya Jayaantara menyatakan ini membuktikan literasi dan inklusi keuangan berjalan baik di Indonesia. “Per 24 Desember, SID bertambah 2,6 juta investor baru, total menjadi 14,81 juta.
Ini menunjukkan keberhasilan inklusi keuangan,” kata Aditya di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (30/12/2024). Menariknya, mayoritas investor berasal dari generasi muda, sekitar usia 30 tahun. Aditya berharap jumlah investor terus meningkat.
“Sebanyak 54,92 persen di bawah 30 tahun. Pergerakan generasi ini akan bertambah dan membawa pola pikir investasi pasar modal,” ujar Aditya. “Dari segi dana masih kecil, tapi bisa tumbuh,” tambahnya.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Iman Rachman, mengungkapkan sudah ada 14,8 juta investor saham, naik 2,5 juta selama 2024. “Target kami 2 juta investor,” kata Iman. Iman menambahkan, BEI menargetkan pertumbuhan 2 juta investor pada 2025.
Selain itu, Iman menyebut beberapa target BEI tahun depan. “Inisiatif kami di 2025, rata-rata nilai transaksi harian naik dari Rp 12,9 triliun menjadi Rp 13,5 triliun per hari. Untuk pencatatan efek baru, targetnya 407.
Produk kami tidak hanya saham, tapi juga efek bersifat utang, sukuk, warrant terstruktur, KIK, dan SSF,” jelas Iman.