Ad2stream – Penyalahgunaan Ketamin. Bali sering digambarkan sebagai surga tropis dengan pantai yang menawan, budaya yang kaya, dan tradisi yang berakar kuat. Namun, di balik pesonanya, provinsi ini menghadapi masalah serius: penyalahgunaan ketamin. Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI), Bali berada di urutan teratas dalam kategori penyimpangan peredaran ketamin, diikuti oleh Jawa Barat dan Jawa Timur. Temuan ini menyoroti tantangan yang harus dihadapi dalam pengawasan dan regulasi obat-obatan di Indonesia.
Direview oleh BPOM RI
BPOM RI mencatat bahwa lebih dari 4.000 vial ketamin telah tersebar di Bali tanpa indikasi medis yang sesuai. Di Jawa Timur, jumlahnya mencapai 3.338 vial, dan di Jawa Barat sebanyak 1.865 vial. Vial-vial ini didapatkan dari apotek tanpa resep dokter, menunjukan adanya celah dalam pengawasan pengedaran obat. Hal ini sangat memprihatinkan, karena ketamin adalah obat yang berpotensi disalahgunakan.
Dalam laporan yang disampaikan oleh Kepala BPOM RI, Taruna Ikrar, terungkap bahwa 17 apotek telah melakukan pelanggaran berat. Pelanggaran tersebut meliputi pengadaan ketamin tanpa dokumen yang jela, pencatatan yang tidak tertib, dan tidak adanya investigasi ketika terjadi selisih stok. Bahkan, terdapat indikasi bahwa beberapa oknum apotek berkolaborasi dengan medical representative untuk menyalahgunakan distribusi ketamin.
Risiko dan Bahaya Penyalahgunaan Ketamin
BPOM RI memperingatkan masyarakat tentang bahaya penyalahgunaan ketamin, yang dapat menyebabkan dampak serius bagi kesehatan, bahkan berujung pada kematian. Penyalahgunaan ketamin dapat memberikan efek merugikan pada berbagai aspek, termasuk:
1. Dampak Psikologis
Penyalahgunaan ketamin dapat menyebabkan gangguan psikologis yang serius, antara lain:
- Halusinasi: Pengguna dapat mengalami pengalaman sensori yang tidak ada, menyebabkan kebingungan dan disorientasi.
- Gangguan Kognitif: Ketidakmampuan dalam proses berpikir dan pengambilan keputusan.
- Gangguan Memori: Kerugian dalam kapasitas mengingat informasi penting, yang dapat mengganggu kualitas hidup sehari-hari.
- Kecemasan dan Depresi: Penggunaan berulang dapat menyebabkan gangguan suasana hati yang lebih serius.
2. Dampak Fisik
Dampak fisik dari penyalahgunaan ketamin tidak kalah mengkhawatirkan. Mereka termasuk:
- Kerusakan Saluran Kemih: Penggunaan ketamin dapat menyebabkan kerusakan parah pada organ tersebut, termasuk radang dan infeksi.
- Masalah Pernapasan: Ketamin dapat mempengaruhi sistem pernapasan, sehingga mengakibatkan kesulitan atau gangguan pernapasan.
- Kerusakan pada Ginjal dan Hati: Organ vital ini berisiko tinggi mengalami kerusakan akibat pengaruh zat beracun yang ada dalam ketamin.
3. Dampak pada Sistem Saraf
Sistem saraf juga mengalami dampak signifikan dari penyalahgunaan ketamin:
- Disfungsi Kognitif: Penurunan kemampuan kognitif yang dapat mempengaruhi fungsi sehari-hari.
- Risiko Kejang: Penggunaan ketamin dapat meningkatkan risiko kejang yang berpotensi fatal.
- Kecanduan Psikologis: Ketamin dapat menjadi zat yang membuat ketagihan, sehingga menyebabkan pengguna ingin mengonsumsinya lebih sering.
4. Kesehatan Mental Jangka Panjang
Dampak jangka panjang dari penggunakan ketamin dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan mental yang serius, termasuk:
- Psikosis: Keadaan mental yang ditandai dengan kehilangan kontak dengan kenyataan.
- Skizofrenia: Gangguan mental yang mempengaruhi cara berpikir, merasakan, dan berperilaku.
- Risiko Bunuh Diri: Pengguna yang mengalami depresi berat akibat penyalahgunaan dapat terpaksa menghadapi pikiran untuk mengakhiri hidup.
Upaya BPOM dan Harapan ke Depan
Menyikapi situasi yang semakin memprihatinkan ini, BPOM berencana untuk mengubah regulasi ketamin dari status obat keras menjadi kategori obat yang sering disalahgunakan. Hal ini diharapkan dapat menutup celah yang ada dalam distribusi dan penggunaan ketamin. BPOM mengingatkan pelaku usaha di bidang farmasi untuk mematuhi regulasi yang ada dan bertanggung jawab terhadap produk yang mereka edarkan, demi menjaga keselamatan masyarakat.
Taruna Ikrar juga meminta agar semua pelaku usaha meningkatkan kewaspadaan dalam pengelolaan ketamin, guna mencegah pengedaran ke pihak yang tidak berwenang. Selain itu, edukasi kepada masyarakat tentang bahaya penyalahgunaan ketamin sangat diperlukan untuk menekan angka penyalahgunaan dan mengurangi angka kejahatan terkait obat-obatan terlarang.
Kesimpulan
Penyalahgunaan ketamin di Bali adalah masalah serius yang memerlukan perhatian dari semua pihak, baik itu pemerintah, pengusaha farmasi, dan masyarakat umum. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang risiko dan bahaya yang ditimbulkan, diharapkan semua pihak dapat berkontribusi dalam mengatasi isu ini dan menciptakan lingkungan yang lebih aman dan sehat bagi seluruh masyarakat. Edukasi dan peningkatan kesadaran tentang penyalahgunaan zat berbahaya sangat penting, demi menyelamatkan banyak nyawa dan meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan. Mari bersama-sama kita doegrak gerakan untuk melawan penyalahgunaan ketamin demi kesehatan dan masa depan yang lebih baik.