Ad2Stream, Jakarta – Waspada!!! Kasus DBD Meningkat. Tanggal 15 Juni 2024 diperingati sebagai Hari Demam Berdarah ASEAN. Tahun ini, tema Hari Demam Berdarah ASEAN adalah Komitmen ASEAN untuk Memerangi Demam Berdarah, sementara di Indonesia temanya adalah Wujudkan Indonesia Bebas Dengue.
Dikutip dari laman ASEAN.org, komitmen ini diatur karena Dengue adalah salah satu penyakit virus yang ditularkan melalui nyamuk yang paling umum di dunia. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah menyebar luas di wilayah tropis dan subtropis.
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Hal ini dapat mengakibatkan penyakit demam berdarah, chikungunya, demam kuning, dan zika. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa nyamuk Aedes aegypti menggigit manusia setiap lima hari sekali pada suhu 25°C. Namun, ketika suhu meningkat menjadi 30°C, nyamuk menggigit manusia setiap dua hari sekali.
Kasus yang meningkat seiring dengan cuaca panas ini juga dibuktikan dalam data Kemenkes sepanjang 1968-2024. Data tersebut menunjukkan bahwa siklus peningkatan kasus DBD terjadi sekitar 10 tahun sekali. Selain itu, seiring dengan fenomena El Nino yang pada 1988 terjadi setiap 10 tahun. Namun, seiring dengan perubahan iklim, sejak 2010 siklus El Nino mengalami pemendekan menjadi tiga tahun sekali atau kurang. Hal ini berakibat pada siklus peningkatan kasus yang juga menjadi lebih singkat.
Cara Efektif Mengenali Gejala DBD
Pencegahan DBD yang efektif salah satunya adalah 3M (menutup, mengubur, dan menguras tempat-tempat penampungan air), yang merupakan komponen dari pemberantasan sarang nyamuk. Secara khusus, kunci dari penanggulangan penyakit DBD adalah pemberantasan sarang nyamuk. DBD adalah penyakit yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti, di mana nyamuk tersebut sering ditemukan di genangan air dan lingkungan yang kotor.
DBD dapat menyerang siapa saja. Masyarakat yang rentan terkena DBD adalah anak-anak, lansia, dan orang dengan kekuatan daya tahan tubuh rendah. Orang yang terkena penyakit ini dapat mengalami perburukan dan berisiko menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan oleh diagnosa yang terlambat, di mana pasien datang berobat sudah dalam kondisi berat atau sindrom syok. Akibatnya, penanganan pasien terlambat dan meningkatkan risiko kematian.
Adapun gejala-gejala yang dapat diperhatikan yaitu demam tinggi selama dua hingga tujuh hari yang disertai bercak-bercak di kulit, mimisan, gusi berdarah, sakit kepala dan nyeri belakang bola mata, mual, diare, dan lain-lain. Pada hari ketiga hingga ketujuh, penting sekali untuk mendeteksi tanda-tanda kegawat daruratan DBD.
Jika ada tanda-tanda mual dan muntah, nyeri kepala berat, atau tanda-tanda perdarahan di bawah kulit, segera bawa dan periksakan ke dokter atau ke fasilitas pelayanan kesehatan. Apakah nantinya dirawat di rumah atau dirujuk, itu adalah kunci untuk mencegah sindrom syok DBD yang dapat mengarah pada kematian.
Panduan Pertolongan Pertama Gejala Demam Berdarah
Penanganan pertama yang dapat dilakukan ketika mendapati gejala seperti itu adalah sangat penting. Langkah awal yang bisa diambil ketika mengalami gejala tersebut adalah dengan minum banyak cairan, baik itu berupa air putih maupun jus segar, untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi. Selain itu, sangat dianjurkan untuk mendapatkan cukup istirahat agar tubuh dapat memulihkan tenaga.
Tidak kalah pentingnya, makan makanan yang bergizi dan seimbang juga sangat membantu dalam proses pemulihan. Jika gejala terus berlanjut, sangat disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter atau fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan yang lebih lanjut dan tepat.