Ad2stream – Ammar Zoni, seorang pesinetron yang telah dikenal publik, saat ini tengah menghadapi ujian hidup yang berat. Setelah menerima keputusan banding dari Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang diputuskan oleh Pengadilan Tinggi DKI Jakarta, Ammar mengungkapkan perasaannya yang dalam. Dia merasa sedih, namun juga pasrah dengan hasil yang dianggapnya tidak adil. Dalam pengakuannya, Ammar merasa kehilangan dukungan di sekelilingnya dan tidak memiliki siapa-siapa lagi.
Kehidupan Ammar Zoni baru saja diramaikan dengan kabar pernikahan mantan istrinya, Irish Bella, dengan Haldy Sabri. Kabar tersebut datang sebagai kejutan bagi Ammar, yang berarti dia harus menghadapi kenyataan pahit di tengah cobaan hukum yang menimpanya. Hal ini diungkapkan oleh kuasa hukum Ammar, Jon Mathias, yang menjelaskan bahwa Ammar memiliki komunikasi yang baik dengan mantan istrinya dan anaknya. Namun, kabar tersebut tetap membuat Ammar terkejut dan merasa kehilangan motivasi hidup.
Jon Mathias menceritakan, “Dia bilang, ‘Saya ini sudah tidak ada apa-apa lagi. Tidak punya siapa-siapa lagi. Motivasi hidup tak ada semangat‘.” Dalam momen keterpurukannya, Jon Mathias berusaha memberikan semangat kepada Ammar untuk terus berdoa dan berharap agar Allah memberikan jalan keluar. Jon menegaskan bahwa hidup Ammar masih panjang dan ya, harapan harus terus dipelihara meski dalam kondisi yang sangat sulit.
Sebelumnya, Ammar Zoni telah dijatuhi hukuman 3 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Barat dengan denda Rp 1 miliar. Namun, setelah JPU mengajukan banding, Pengadilan Tinggi DKI Jakarta memutuskan untuk menambah hukuman Ammar menjadi 4 tahun penjara dan denda Rp 800 juta. Tentu saja, keputusan ini membuat Ammar merasa semakin tertekan. Dalam sebuah wawancara, Ammar mengungkapkan bahwa dia merasa keputusan ini tidak adil, mengingat bahwa dia bukanlah seorang koruptor yang mengakibatkan kerugian negara. “Koruptor itu dituntut 4 tahun dengan kerugian negara Rp 500 miliar, sementara saya merugikan diri sendiri. Negara tidak dirugikan,” ungkap Ammar, mencerminkan rasa ketidakadilan yang mendalam.
Dalam kondisi yang semakin pelik, JPU memutuskan untuk mengajukan kasasi, yang tentu saja menambah beban psikologis bagi Ammar. Jon Mathias mengaku bahwa Ammar merasa putus asa dengan situasi hukum yang terus menerus menimpanya. “Hukum seperti tajam ke bawah, tumpul di atas. Dia merasa tidak ada harapan. Kata-katanya, ‘Saya tidak ada apa-apa lagi dan saya tidak punya siapa-siapa lagi’,” jelas Jon Mathias dengan nada prihatin.
Sebagai kuasa hukum, Jon Mathias memiliki tanggung jawab moral untuk mendampingi Ammar melewati masa-masa sulit ini. Ia bertekad agar Ammar tidak terpuruk dalam kesedihan dan tetap menemukan jalan menuju kebangkitan semangat. “Paling penting dia harus punya semangat, jangan frustrasi. Pelariannya dia sekarang lagi rajin berolahraga, banyak main basket, dan aktif di masjid. Ini adalah hikmah baiknya,” harap Jon Mathias, yang telah melihat perubahan positif dalam diri Ammar.
Saat ini, Ammar Zoni sedang menjalani masa tahanan di Lapas Salemba, Jakarta Pusat. Menurut Jon, perubahan yang terlihat pada Ammar sangat luar biasa. “Sekarang dia rajin olahraga, dan untuk agama, dia dipercaya menjadi pengurus masjid,” tambahnya. Meskipun Ammar sedang dalam kondisi yang sulit, upaya untuk memberikan makna dalam hidupnya tetap berlangsung.
Kisah Ammar Zoni adalah pengingat bahwa hidup sering kali menghadirkan ujian dan tantangan yang berat. Dalam situasi yang paling kelam sekalipun, penting bagi setiap individu untuk tetap berusaha menemukan cahaya harapan di ujung terowongannya. Kesulitan yang dialami Ammar merupakan bagian dari perjalanan hidup yang tidak bisa dihindari, tetapi sikap pasrah dan keberanian untuk bangkit adalah kunci untuk melewati segala rintangan yang ada. Dengan dukungan orang-orang di sekelilingnya dan upaya untuk tetap positif, Ammar Zoni diharapkan dapat menemukan jalan untuk kembali kepada kehidupan yang lebih baik.