Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengambil langkah antisipatif untuk memastikan kelancaran aktivitas masyarakat dengan menstabilkan kondisi cuaca. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan teknik modifikasi cuaca melalui semai garam di sejumlah wilayah. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk mengendalikan curah hujan yang berpotensi mengganggu kelancaran perjalanan serta kegiatan masyarakat selama musim liburan.
Menurut Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, semai garam adalah salah satu metode modifikasi cuaca yang digunakan untuk mengurangi intensitas hujan dengan cara menaburkan garam ke awan-awan yang memiliki potensi menghasilkan hujan lebat. “Melalui semai garam, kami berusaha mengendalikan distribusi curah hujan agar tidak terjadi hujan deras pada saat puncak perayaan Natal dan Tahun Baru, yang berpotensi mengganggu kenyamanan masyarakat,” jelasnya.
Modifikasi cuaca dengan semai garam telah dilakukan oleh BMKG dalam beberapa tahun terakhir untuk menghadapi musim hujan, khususnya pada masa-masa libur panjang seperti Nataru, di mana pergerakan masyarakat meningkat pesat. Teknik ini bekerja dengan cara memanfaatkan partikel garam yang disemai ke dalam awan, yang kemudian akan mempercepat proses pembentukan butiran hujan agar turun lebih cepat, sebelum awan tersebut bergerak ke daerah yang lebih padat penduduknya.
Upaya ini dinilai efektif dalam mengurangi kemungkinan terjadinya hujan lebat yang bisa memicu banjir atau gangguan pada perjalanan, terutama di jalur-jalur yang sering dilalui oleh kendaraan, seperti di jalan tol, bandara, dan pelabuhan. Selain itu, semai garam juga dapat mencegah terjadinya cuaca ekstrem yang dapat merusak fasilitas umum dan mengganggu kenyamanan liburan masyarakat.
BMKG telah memetakan daerah-daerah yang berpotensi mengalami cuaca buruk selama Nataru, dan sudah mulai melakukan semai garam sejak beberapa hari sebelum perayaan Natal dimulai. Sejumlah daerah yang akan mendapatkan perlakuan semai garam di antaranya adalah kawasan Jabodetabek, Surabaya, Bali, serta beberapa jalur transportasi utama lainnya. “Kami terus memantau perkembangan cuaca di seluruh Indonesia, dan semai garam ini merupakan langkah preventif untuk mengatasi curah hujan yang tidak diinginkan,” ujar Dwikorita.
Selain semai garam, BMKG juga terus memperbarui informasi cuaca dan memberikan peringatan dini kepada masyarakat melalui aplikasi cuaca BMKG dan saluran media sosial. Peringatan dini ini bertujuan agar masyarakat dapat mempersiapkan diri menghadapi potensi hujan lebat dan kondisi cuaca yang tidak terduga. BMKG juga bekerja sama dengan pihak-pihak terkait, seperti Dinas Perhubungan dan pihak keamanan, untuk memastikan kelancaran perjalanan dan mengurangi risiko bencana alam yang dapat terjadi.
Di sisi lain, para ahli meteorologi mengingatkan bahwa meskipun teknik semai garam dapat membantu menstabilkan cuaca, faktor alam tetap memiliki peran penting. Tidak semua kondisi cuaca dapat dikendalikan sepenuhnya dengan modifikasi cuaca, karena ada banyak faktor yang mempengaruhi pembentukan hujan dan pola cuaca. Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk tetap waspada dan mengikuti perkembangan informasi dari BMKG.
Masyarakat yang merencanakan perjalanan selama liburan Nataru disarankan untuk selalu memeriksa prakiraan cuaca terbaru dan menyesuaikan rencana perjalanan jika cuaca tidak mendukung. BMKG juga menghimbau agar pengendara tetap berhati-hati di jalan, terutama jika cuaca tiba-tiba berubah menjadi buruk, seperti hujan lebat dan angin kencang. Masyarakat diimbau untuk selalu membawa perlengkapan darurat, seperti jas hujan dan peralatan keselamatan lainnya.
Dengan langkah modifikasi cuaca ini, BMKG berharap dapat memberikan kenyamanan dan keamanan lebih bagi masyarakat yang merayakan Nataru. Semangat liburan yang penuh suka cita bisa terwujud tanpa hambatan cuaca ekstrem, sekaligus memperlihatkan kemampuan teknologi modifikasi cuaca dalam menghadapi tantangan alam. Melalui upaya yang proaktif ini, BMKG menunjukkan komitmennya untuk terus mendukung kelancaran kegiatan masyarakat di tengah perubahan iklim yang semakin tidak dapat diprediksi.