BPOM Gagalkan Peredaran Kosmetik Impor Ilegal Senilai 8.9 M

Kepala BPOM Taruna Ikrar menjelaskan pengawasan dan tindakan terhadap produksi dan peredaran kosmetik impor ilegal pada Oktober-November 2024. Kosmetik ini mengandung bahan berbahaya Total mencapai Rp 8,9 miliar.

“Ditemukan 235 item (205.400 pieces) kosmetik ilegal dan/atau berbahaya,” kata Kepala BPOM Taruna Ikrar pada Jumat (3/1). Ada 4 wilayah di Indonesia dengan temuan signifikan.

Jawa Barat tertinggi dengan nilai lebih dari Rp4,59 miliar, diikuti Jawa Timur Rp1,88 miliar, Jawa Tengah Rp1,43 miliar, dan Banten Rp1,01 miliar. Banyak kosmetik ilegal didistribusikan dan dipromosikan online, terutama melalui e-commerce.

Beberapa merek terlibat termasuk Lameila, Aichun Beauty, Wnp’l, Mila Color, dan lainnya. “Sebagian besar produk impor dari Tiongkok, namun ada juga dari Korea, Malaysia, Thailand, Filipina, dan India. Banyak yang mengandung merkuri dan pewarna rhodamin B (merah K10),” lanjutnya.

Di Bandung, BPOM juga menyita bahan baku obat dan basis krim yang dicampur untuk produksi skincare ilegal. Produksi dilakukan oleh pihak tanpa izin. Produk dan bahan baku mengandung bahan berbahaya seperti hidrokuinon, tretinoin, antibiotik, antifungi, dan steroid.

Produk ini diedarkan ke “klinik kecantikan” di Pulau Jawa. Barang bukti 208 item ini bernilai Rp4,59 miliar. BPOM memberikan sanksi administratif di Banten dan Jawa Timur berupa penarikan dan pemusnahan produk. Untuk Jawa Barat dan Jawa Tengah, ditindaklanjuti secara hukum oleh PPNS BPOM.

Hingga kini, 40% daerah rawan kejahatan berkaitan dengan kosmetik. Hampir 43% pengaduan produk ilegal dari masyarakat pada 2024 terkait kosmetik. BPOM terus mengawasi peredaran kosmetik ilegal dan/atau berbahaya.

“BPOM melakukan pengawasan berdasarkan analisis risiko,” tutupnya. Sesuai UU Nomor 17 Tahun 2023, pelaku produksi dan peredaran kosmetik tidak standar bisa dipidana 12 tahun atau denda Rp5 miliar.

Berikut Daftar Kosmetik Ilegal dan Berbahaya yang Disita BPOM: