Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan DIY kembali mengalami erupsi. Dengan meluncurkan awan panas guguran sejauh 1.800 meter pada Selasa (16/7/2024) pagi.
Berdasarkan laporan dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), sejak dini hari hingga pagi. Gunung Merapi telah mengalami 15 kali guguran lava dengan jarak luncur mencapai 1.800 meter menuju Kali Bebeng.
Sehari sebelumnya, telah tercatat sebanyak 77 kali guguran lava dengan jarak luncur terjauh mencapai 2.000 meter dari puncak gunung.
Masyarakat diminta untuk menjauhi daerah berbahaya yang telah dianjurkan oleh pihak berwenang.
“Status Gunung Merapi masih konsisten pada tingkat III Siaga,” tulis BPPTKG dalam pernyataan resminya.
Potensi bahaya saat ini mencakup guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Boyong dengan jarak maksimal 5 km, serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng dengan jarak maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara, potensi bahaya meliputi Sungai Woro dengan jarak maksimal 3 km dan Sungai Gendol dengan jarak 5 km. Selain itu, lontaran material vulkanik jika terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak gunung.
Data pemantauan menunjukkan bahwa suplai magma masih terus berlangsung, yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam wilayah potensi bahaya.
“Masyarakat dihimbau agar tidak melakukan aktivitas apapun di dalam daerah potensi bahaya.
Juga diimbau agar waspada terhadap bahaya lahar dan awan panas guguran (APG), terutama saat terjadi hujan di sekitar Gunung Merapi,” tambah BPPTKG.