Ad2stream – Kisah AKP Ryanto. Dalam dunia kepolisian, di mana disiplin dan tanggung jawab menjadi prioritas utama, seringkali terdapat kisah-kisah tragis yang menggugah perasaan. Salah satunya adalah kisah AKP Ryanto Ulil Anshar, seorang Kasat Reskrim Polres Solok Selatan yang tewas dalam insiden penembakan oleh rekan sejawatnya, Kabag Ops AKP Dadang Iskandar. Insiden penembakan pada AKP Ryanto yang terjadi pada Jumat, 22 November 2024, menyisakan duka mendalam bagi keluarga, rekan kerja, dan masyarakat.
Rencana Hidup yang Terputus
Di balik seragamnya yang mencolok dan tanggung jawab besarnya, terdapat harapan dan impian. AKP Ryanto, sebagaimana diungkap oleh paman korban, Fery Mangin, mempunyai rencana untuk menikahi seorang polisi wanita (polwan) asal Jakarta tahun depan. Rencana tersebut mencerminkan harapannya akan masa depan yang lebih cerah dan berkomitmen kepada sosok yang ia cintai. Ini adalah cerita yang sering terlupakan di balik berita kriminal yang menyelimuti kehidupan sehari-hari polisi.
Fery mengungkapkan betapa bersemangatnya Ryanto dalam mempersiapkan pernikahan. “Iya, rencana kasihan mau menikah itu,” ungkap Fery kepada wartawan di rumah duka. Akhir tahun ini, setelah naik pangkat menjadi komisaris polisi (kompol) pada 2025, Ryanto berencana mengikat janji suci dengan kekasihnya. Namun, semua itu kini tinggal kenangan setelah tragedi tersebut merenggut nyawanya.
Kisah Cinta Seorang Polisi
Calon istri AKP Ryanto bukanlah orang sembarangan; Ia juga seorang polisi yang bertugas di bagian intelijen. Pernikahan yang direncanakan oleh keduanya tidak hanya sebuah ikatan pribadi, tetapi juga mengaitkan dua individu yang telah berkomitmen untuk melayani masyarakat. “Dia datang juga calonnya dari Jakarta,” tambah Fery, yang menunjukkan dukungan dan kasih sayang dari keluarga untuk keduanya.
Fery melanjutkan, kisah AKP Ryanto telah memperkenalkan calon istrinya kepada beberapa anggota keluarga meskipun belum semua. Ia mengatakan bahwa dirinya sempat melihat foto calon istri Ryanto, menunjukkan betapa dekatnya hubungan mereka meskipun proses perkenalan belum sepenuhnya dilakukan.
Insiden Tragis di Polres Solok Selatan
Di tengah harapan dan rencana yang mencuat, tak terduga insiden penembakan terjadi. Sebagaimana diinformasikan, AKP Ryanto ditembak oleh AKP Dadang Iskandar saat berada di parkiran Polres Solok Selatan. Kapolres Solok Selatan, AKBP Arif Mukti, menjelaskan bahwa penembakan tersebut dipicu oleh ketidakpuasan AKP Dadang terkait penangkapan yang dilakukan oleh unit yang dipimpin oleh Ryanto.
Dari informasi yang didapat, AKP Dadang melepaskan dua tembakan yang mengenai kepala Ryanto, dengan lokasi tembakan mengenai pelipis sebelah kanan dan pipi kanan. Motif awal dari penembakan ini diduga berkaitan dengan masalah internal dan ketidakpuasan dalam tugas sehari-hari. Sebuah tragedi yang mencerminkan betapa rumitnya dinamika di dalam institusi kepolisian dan betapa cepatnya segalanya dapat berubah – dari pertemanan dan kerjasama menjadi konflik dan tragedi.
Bahaya Dalam Lingkungan Kerja
Tragedi penembakan AKP Dadang ini bukan hanya soal satu nyawa yang hilang, tetapi juga menunjukkan potret kehidupan di dalam lingkungan kerja kepolisian yang penuh tantangan. Tekanan pekerjaan, tanggung jawab yang tinggi, serta interaksi antar individu dalam situasi kritis dapat memicu ketegangan. Ini menggarisbawahi pentingnya pengelolaan emosi dan komunikasi yang efektif dalam setiap kondisi.
Insiden semacam ini juga dapat berfungsi sebagai pengingat bagi kepala institusi dan anggotanya tentang pentingnya menjaga kesehatan mental dan emosional dalam pekerjaan yang penuh risiko. Dukungan, pemahaman, dan komunikasi terbuka harus menjadi prioritas agar kasus-kasus tragis seperti ini tidak terulang di masa mendatang.
Penutup
Kisah AKP Ryanto Ulil Anshar adalah cerminan dari banyak sisi kehidupan yang ada di dalam institusi kepolisian. Seorang pejabat yang memiliki rencana indah untuk masa depan, bersama dengan seorang kekasih yang siap bersamanya menempuh kehidupan baru. Namun, takdir berkata lain, dan rencana tersebut hancur dalam sekejap. Semoga, untaian kisah ini dapat mendorong semua pihak untuk lebih menghargai hidup, memperhatikan kesehatan mental, dan mengedepankan pendekatan yang lebih manusiawi dalam lingkungan kerja yang penuh tantangan.