Ad2stream – Kunjungan Rano Karno. Pada hari Sabtu, 19 Oktober 2024, calon wakil gubernur Jakarta, Rano Karno mengunjungi warga dan generasi Z di Taman Bhinneka, Kemayoran, Jakarta Pusat. Dalam acara tersebut, banyak hal penting dibahas, terutama mengenai tantangan yang dihadapi anak muda dalam mendapatkan pekerjaan. Salah satu warga mengungkapkan kesulitannya mencari pekerjaan di tengah perkembangan teknologi, khususnya artificial intelligence (AI).
Tantangan dalam Mencari Pekerjaan
“Ini pertanyaannya untuk ini anak muda ya. Tadi sudah dijawab satu persoalan. Bahwa beasiswa itu tuntas. Nah permasalahannya lapangan usaha tidak tersedia cukup dan sangat menyulitkan,” kata salah satu warga memberikan sambutan kepada Rano Karno. Warga tersebut menggarisbawahi permasalahan yang dihadapi oleh banyak anak muda di Jakarta: meskipun pendidikan dan pelatihan sudah ada, kenyataannya lapangan kerja yang terjangkau dan sesuai dengan skill yang dimiliki sangat terbatas.
Rano Karno merespons pernyataan tersebut dengan serius. Ia menekankan bahwa situasi sepenting ini memerlukan langkah konkret untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru. “Kita paham. Kemarin ini hampir 265 ribu PHK di Jakarta. Nah bagaimana caranya kita untuk mengurangi ini. Tentu kita harus melahirkan lapangan kerja,” ujarnya.
Mengubah Syarat Minimal untuk Petugas PPSU
Salah satu langkah yang diusulkan Rano adalah mengubah syarat minimal pendidikan untuk petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) menjadi hanya lulusan SD. Rano berargumen bahwa peran PPSU lebih berkaitan dengan aspek kebersihan dan pemeliharaan lingkungan, sehingga tidak membutuhkan pendidikan formal lebih tinggi. “Ngapain mesti ijazah SMP? Punya ijazah SD aja bisa kerja,” tegasnya.
Dalam kunjungan Rano Karno, ambil langkah ini diharapkan dapat mengurangi angka pengangguran dengan memberikan peluang kerja kepada lebih banyak orang, terutama mereka yang mungkin tidak memiliki akses ke pendidikan lebih tinggi. Dengan pengurangan syarat ini, Rano berharap semakin banyak warga yang bisa diterima kerja di tingkat yang lebih dasar, sekaligus memperkuat kesadaran bahwa memiliki pendidikan yang terbatas tidak harus menghalangi mereka untuk mendapat pekerjaan.
Job Fair Rutin di Setiap Kecamatan
Rano Karno mengadakan job fair di setiap kecamatan secara rutin setiap tiga bulan sekali. “Job fair kita bikin tiga bulan sekali. Jadi setahun empat kali,” ujarnya. Kegiatan ini bertujuan untuk mempertemukan pencari kerja dengan perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja, dan menjadi solusi praktis untuk menghubungkan kedua belah pihak dalam situasi yang semakin kompleks.
Melalui job fair, diharapkan anak muda dapat memperoleh informasi tentang lowongan pekerjaan yang relevan dan mendapat kesempatan untuk berekspresi serta berinteraksi langsung dengan para calon pemberi kerja. Ini adalah langkah strategis untuk mengatasi masalah pengangguran yang kian mendesak.
Pendidikan Vokasi dan Pemberdayaan UMKM
Rano juga menggarisbawahi pentingnya pendidikan vokasi dan pelatihan bersertifikat bagi masyarakat. Menyediakan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan industri merupakan kunci untuk memastikan bahwa keterampilan yang diajarkan dapat langsung diterapkan di dunia kerja. “Kami menyediakan berbagai pelatihan vokasi yang bersertifikat,” kata Rano.
Tak hanya itu, Rano juga berkomitmen untuk mendukung pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui penyediaan modal usaha serta akses pelatihan yang dibutuhkan. UMKM sering kali menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat, dan dengan adanya dukungan yang sesuai, Rano berharap banyak generasi muda yang tertarik untuk menjadi pengusaha mandiri.
Revitalisasi Ruang Terbuka Hijau
Selain aspek pekerjaan, Rano Karno juga berbicara mengenai pentingnya peningkatan ruang terbuka hijau. Ia menyebutkan revitalisasi RPTRA (Ruang Publik Terpadu Ramah Anak) dan GOR (Gelanggang Olahraga) sebagai tempat bagi anak muda untuk berekspresi dan berkreasi. “Sebagai ruang kreatif terbuka,” ujarnya. Ruang terbuka ini penting tidak hanya untuk kesehatan dan kesejahteraan mental, tetapi juga sebagai tempat bagi anak muda untuk mengembangkan ide-ide segar mereka.
Kebijakan Konversi Lahan Vertikal
Dalam kesempatan ini pada saat kunjungan Rano Karno, ada juga pertanyaan mengenai kebijakan konversi lahan vertikal. Rano Karno memperjelas posisinya yang menolak penggusuran. “Tidak ada istilah penggusuran, kita kerja sama,” kata Rano. Ia percaya bahwa konversi lahan harus dilakukan dengan berkolaborasi dan melibatkan masyarakat setempat, tanpa mengorbankan hak-hak mereka. Pendekatan ini diharapkan dapat menghindari konflik sosial yang sering muncul dari kebijakan pembangunan yang tidak mempertimbangkan keterlibatan warga.
Inisiatif Jaring Asmara
Di akhir acara, Rano Karno memperkenalkan program ‘Jaring Asmara’ yang bertujuan untuk menghimpun aspirasi masyarakat. Ia mengajak warga untuk mengisi formulir yang berisi kebutuhan dan harapan mereka, yang kemudian akan disampaikan kepada pemerintah. Dengan inisiatif ini, Rano ingin memastikan bahwa suara masyarakat benar-benar didengar dan menjadi pertimbangan dalam pengambilan kebijakan.
Komitmen untuk Pendidikan
Terakhir, Rano Karnop berjanji untuk melanjutkan program Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan memberikan beasiswa bagi mahasiswa berprestasi dari keluarga kurang mampu. “Misalnya kita akan mengeluarkan walaupun kartu,” ujarnya, menegaskan pentingnya dukungan di sektor pendidikan bagi generasi muda Jakarta yang berpotensi.
Kesimpulan
Kunjungan Rano Karno ke Taman Bhinneka di Kemayoran menjadi momen penting bagi dialog langsung antara calon pemimpin dan masyarakat, khususnya generasi muda. Tanggapan dan rencana yang ia ajukan mencerminkan upaya untuk menghadapi tantangan yang kompleks dalam menciptakan lapangan pekerjaan serta meningkatkan kualitas hidup warga Jakarta. Dalam dunia yang kian dipengaruhi oleh teknologi, penting bagi setiap kebijakan untuk adaptif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat dan perubahan zaman. Melalui berbagai program yang diusulkan, dalam kunjungan Rano Karno menunjukkan komitmennya untuk menciptakan Jakarta yang lebih baik bagi semua pihak.