Mayat dalam Toren: Terungkap Penyebab ART Tewas dalam Toren

Ad2stream – Mayat dalam Toren. Kematian mendadak seringkali meninggalkan dampak yang mendalam, tidak hanya pada keluarga dan kerabat dekat, tetapi juga pada masyarakat luas. Hal ini termasuk dalam kasus tewas dalam toren yaitu NM, seorang asisten rumah tangga (ART) berusia 64 tahun, yang ditemukan tewas di dalam toren air di rumah majikannya yang terletak di Kelapa Gading, Jakarta Timur. Kejadian ini menjadi sorotan publik dan memunculkan berbagai pertanyaan mengenai penyebab ART tewas dalam toren dan latar belakang kematian yang terjadi pada 24 Oktober 2024.

Foto: Polisi mengecek lokasi temuan mayat wanita dalam toren air di Kelapa Gading, Jakarta Utara. (dok. Istimewa)

Kronologi Kematian

Pada hari Kamis, 24 Oktober 2024, ditemukan mayat wanita dalam toren air yaitu (NM) oleh sopir yang juga bekerja di rumah tersebut. Saat itu, majikan korban sedang berada di luar negeri, sehingga situasi ini menimbulkan rasa penasaran yang besar. Kejadian ini mengejutkan banyak pihak, terutama karena tidak adanya indikasi kekerasan yang terlihat pada jasadnya. Sebagai langkah awal, pihak kepolisian melakukan autopsi untuk menentukan penyebab pasti kematian NM.

Hasil Autopsi dan Temuan Polisi

Kapolsek Kelapa Gading, Kompol Muharram Wibisono, mengungkapkan bahwa hasil autopsi menunjukkan bahwa NM dinyatakan meninggal akibat mati lemas tanpa adanya tanda-tanda kekerasan fisik. “Hasil autopsi sudah keluar, penyebabnya mati lemas. Tidak ada tanda-tanda kekerasan,” ujarnya dalam keterangannya kepada wartawan pada 6 November 2024. Bahkan, dapat disimpulkan bahwa kematian NM tidak mengandung unsur pidana.

Pihak kepolisian juga menggunakan analisis CCTV dan keterangan saksi untuk memperkuat kesimpulan mereka. “Hasil analisa CCTV dan persesuaian keterangan saksi dengan didukung hasil autopsi dan dari beberapa ahli menggunakan teknik scientific crime investigation, penyidik sudah bisa menyimpulkan murni kecelakaan kerja,” ungkap Maulana, seorang penyelidik yang terlibat dalam kasus ini.

Komunikasi Terakhir dengan Sopir

Salah satu temuan menarik dalam pemeriksaan adalah adanya komunikasi terakhir antara NM dan sopir melalui pesan singkat di ponsel. Polisi menemukan percakapan yang menunjukkan bahwa NM mengajak sopir untuk membersihkan toren air pada hari Rabu (23/10). Namun, sopir menolak karena cuaca yang panas dan mengusulkan untuk membersihkan toren di keesokan harinya. “Chat yang kita temukan di HP bahwa yang bersangkutan ini mengajak saksi pertama, sopir yang kerja di rumah tersebut juga, untuk membersihkan toren pada hari Rabu,” jelas Maulana.

Pada pagi hari Kamis, ketika sopir tiba di lokasi, ia menemukan pintu utama rumah dalam keadaan terkunci. Sopir kemudian memutuskan untuk masuk melalui pintu samping, dan di situlah ia menemukan NM dalam kondisi tidak bernyawa di dalam toren air. Ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana mungkin NM bisa terjebak di dalam toren tersebut.

Diskusi mengenai Kecelakaan Kerja

Kematian NM mengundang diskusi lebih lanjut mengenai aspek keselamatan kerja bagi asisten rumah tangga. Kasus ini menyoroti pentingnya pelatihan dan pemahaman tentang prosedur keselamatan saat melakukan tugas, terutama tugas yang berisiko seperti membersihkan fasilitas di ketinggian atau area berbahaya. Dalam banyak kasus, asisten rumah tangga seringkali tidak mendapatkan pelatihan yang memadai berkaitan dengan keselamatan, sehingga mereka berisiko lebih tinggi menghadapi kecelakaan saat bekerja.

Kesimpulan

Kematian NM yang ditemukannya mayat dalam toren di Kelapa Gading menjadi pengingat bagi kita semua tentang perlunya perhatian terhadap keselamatan dan kesejahteraan pekerja domestik. Meskipun hasil penyelidikan menunjukkan bahwa kematian setelah ditemukan mayat dalam toren tersebut adalah sebuah kecelakaan kerja, peristiwa ini harus menjadi momen refleksi untuk menyusun kebijakan yang lebih baik dalam perlindungan terhadap asisten rumah tangga. Dengan mengedukasi majikan tentang tanggung jawab mereka sekaligus memastikan perlindungan yang tepat bagi pekerja, diharapkan kejadian serupa tidak akan terulang di masa depan.

Kasus NM yang ditemukan mayat dalam toren adalah panggilan untuk tindakan, satu bahwa pekerjaan rumah tangga harus dihargai dan dilakukan dalam lingkungan yang aman. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap individu yang bekerja di sektor ini dapat melakukannya dengan aman, dan tentunya, dengan rasa hormat yang sepatutnya mereka dapatkan.

Related Posts

Maraknya Jasa Sewa Pacar di Semarang, Ini Kata Sosiolog

Fenomena jasa sewa pacar kini tengah menjadi perbincangan hangat di Semarang. Layanan ini menawarkan “pacar sementara” yang dapat menemani pelanggan dalam berbagai situasi, seperti menghadiri acara keluarga, pernikahan teman, atau…

Menko Polkam: 97.000 Anggota TNI-Polri Diduga Bermain Judi Online

Pernyataan mengejutkan disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polkam), Mahfud MD, yang mengungkapkan bahwa sekitar 97.000 anggota TNI dan Polri diduga terlibat dalam aktivitas perjudian online.…

You Missed

Maraknya Jasa Sewa Pacar di Semarang, Ini Kata Sosiolog

Maraknya Jasa Sewa Pacar di Semarang, Ini Kata Sosiolog

Menko Polkam: 97.000 Anggota TNI-Polri Diduga Bermain Judi Online

Menko Polkam: 97.000 Anggota TNI-Polri Diduga Bermain Judi Online

Masyarakat Bermain Judi Di Pidana, Lalu Bagaimana dengan ASN

Masyarakat Bermain Judi Di Pidana, Lalu Bagaimana dengan ASN

Polda Ungkap Peredaran Narkoba 389 KG Jaringan Internasional

Polda Ungkap Peredaran Narkoba 389 KG Jaringan Internasional

Dari 5 Nov – Polri Ungkap 619 Kasus dan 734 Tersangka Judol

Dari 5 Nov – Polri Ungkap 619 Kasus dan 734 Tersangka Judol

Markas Judi Online di Bandung Digerebek – Profit 500 Juta

Markas Judi Online di Bandung Digerebek – Profit 500 Juta