Mengelola Pungutan Wisata Asing dan Tantangan Sampah di Bali

Ad2stream – Pungutan Wisata Asing. Sejak diterapkannya pungutan wisatawan asing (PWA) pada 14 Februari 2024, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali mencatat penerimaan sebesar Rp 287 miliar. Pungutan ini ditetapkan dalam Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 6 Tahun 2023 dengan tujuan untuk melindungi kebudayaan dan lingkungan alam Bali. Namun, meskipun angka penerimaan ini mengesankan, tantangan besar tetap membayangi Bali—khususnya masalah pengelolaan sampah.

Pungutan yang dikenakan terhadap setiap wisatawan asing sebesar USD 10 atau sekitar Rp 150 ribu ini diyakini dapat memberikan dampak positif bagi pelestarian budaya dan lingkungan. Namun, fakta bahwa jumlah penerimaan tersebut hanya berasal dari 40 persen wisatawan mancanegara yang datang ke Bali menunjukkan bahwa masih ada ruang yang cukup besar untuk peningkatan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), total kunjungan wisatawan asing ke Bali mencapai sekitar 4,7 juta orang, yang berarti masih ada 60 persen yang belum berkontribusi pada pungutan ini.

Dalam konteks ini, Rahmi Fajar Harini, cofounder Eco Tourism Bali, mengusulkan agar sebagian dari dana yang diperoleh melalui pungutan wisata asing tersebut dianggarkan untuk mengatasi masalah sampah yang kian mengkhawatirkan di Pulau Dewata. Ia menekankan bahwa pengelolaan sampah di Bali tidak dapat lagi diabaikan, dan harus menjadi prioritas utama pemerintah. Mari kita telaah lebih jauh mengenai masalah sampah ini dan bagaimana kita bisa menjadikannya sebagai bagian dari solusi pembangunan yang berkelanjutan.

Tantangan Pengelolaan Sampah di Bali

Warga memungut sampah plastik yang berserakan di kawasan Pantai Kedonganan, Badung, Bali pada 20 Maret 2024. (Sony Tumbelaka/AFP via Getty Images)

Salah satu masalah utama yang dihadapi Bali saat ini adalah akumulasi sampah, yang bahkan telah menyebabkan pulau ini mendapatkan julukan “kiamat plastik.” Turisme yang meningkat tajam membawa serta dampak negatif bagi lingkungan, dan tanpa penanganan yang efektif, potensi kerusakan terhadap ekosistem dapat menjadi ancaman serius.

Rahmi menyoroti bahwa pertambahan jumlah wisatawan dan populasi di Bali tidak diimbangi dengan pengelolaan sampah yang memadai. Penanganan sampah yang tidak memadai berpotensi mengubah wajah Pulau Dewata dalam pandangan dunia internasional. Salah satu langkah yang disarankan oleh Rahmi adalah pemanfaatan dana pungutan wisatawan asing untuk memperbaiki situasi ini. Ia menyatakan, “Dana sudah ada, APBD untuk pengelolaan sampah sudah ada, bisa ditambah dari pungutan turis asing.”

Langkah-Langkah Menuju Penyelesaian

Strategi pengelolaan yang lebih baik diperlukan untuk memberikan solusi konkret terhadap masalah sampah. Rahmi menggarisbawahi beberapa langkah yang dapat diambil pemerintah, antara lain:

  1. Penyediaan Infrastruktur yang Memadai: Pemerintah perlu menyiapkan jalur pengangkutan sampah yang sesuai dengan kondisi jalan di Bali, yang sering kali sempit dan tidak terpenuhi. Ini penting untuk memastikan pengangkutan sampah dapat dilakukan dengan efisien tanpa mengganggu lingkungan.
  2. Pengurangan Penggunaan Plastik Sekali Pakai: Salah satu sumber utama sampah di Bali adalah penggunaan plastik sekali pakai. Edukasi kepada masyarakat dan wisatawan mengenai pentingnya mengurangi sampah plastik harus diperkuat, dan regulasi juga harus diterapkan untuk membatasi penggunaannya.
  3. Insentif bagi Komunitas yang Peduli Lingkungan: Pemerintah bisa memberikan insentif kepada individu dan komunitas yang sudah mengambil langkah konkret dalam pengelolaan sampah, seperti mendaur ulang atau menggunakan bahan yang ramah lingkungan.
  4. Edukasi bagi Masyarakat dan Wisatawan: Edukasi juga harus ditujukan kepada para pelaku wisata—hotel, restoran, dan kafe. Mereka harus didorong untuk memilah sampah dan menggunakan kemasan ramah lingkungan sebagai bagian dari komitmen mereka terhadap keberlanjutan.

Revitalisasi Budaya dan Lingkungan

Salah satu pilar penting dari pungutan wisata asing ini adalah untuk menjaga keberlangsungan budaya dan lingkungan Bali. Edukasi kepada penduduk dan wisatawan tentang nilai-nilai budaya dan cara-cara untuk berkontribusi pada pelestarian lingkungan harus menjadi fokus utama. Ada kebutuhan mendesak untuk mengembalikan praktik-praktik tradisional yang lebih berkelanjutan dalam berbelanja dan berpartisipasi dalam upacara keagamaan, yang kini seringkali didominasi oleh penggunaan plastik.

Kesimpulan

Bali, dengan keindahan alam dan budayanya yang kaya, tidak dapat lagi mengabaikan masalah sampah yang berkembang pesat. Dana yang telah diperoleh dari pungutan wisata asing harus digunakan secara bijaksana untuk menangani masalah tersebut dan fokus pada keberlanjutan lingkungan. Dengan kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan sektor pariwisata, kita dapat bersama-sama mengatasi tantangan ini, menjadikan Bali bukan hanya destinasi wisata yang menarik tetapi juga contoh dalam pelestarian budaya dan lingkungan bagi dunia. Terakhir, penting untuk mengingat bahwa masa depan Bali ada di tangan kita—baik penduduk lokal maupun wisatawan yang berkunjung.

Related Posts

Kecelakaan Truk di Jalan Yos Sudarso: Pentingnya Keselamatan

Ad2stream – Kecelakaan Truk. Pada hari Kamis, 28 November 2024, sebuah kecelakaan tunggal melibatkan sebuah truk terjadi di Jalan Yos Sudarso, tepatnya di titik yang dikenal sebagai Jembatan Mambo, Tanjung…

Hasil Quick Count Pilkada 2024 di Pulau Jawa: Yang Unggul?

Ad2stream – Hasil Quick Count. Pilkada 2024 di Pulau Jawa telah menarik perhatian banyak kalangan. Hasil quick count, meskipun bukan hasil resmi, memberi gambaran awal mengenai peta dukungan masyarakat terhadap…

You Missed

Kecelakaan Truk di Jalan Yos Sudarso: Pentingnya Keselamatan

Kecelakaan Truk di Jalan Yos Sudarso: Pentingnya Keselamatan

Hasil Quick Count Pilkada 2024 di Pulau Jawa: Yang Unggul?

Hasil Quick Count Pilkada 2024 di Pulau Jawa: Yang Unggul?

Mengelola Pungutan Wisata Asing dan Tantangan Sampah di Bali

Mengelola Pungutan Wisata Asing dan Tantangan Sampah di Bali

Kebakaran Rumah di Jakarta Pusat: Respons Pemadam yang Cepat

Kebakaran Rumah di Jakarta Pusat: Respons Pemadam yang Cepat

Aktivitas Blasting Di Gunung Tumpang Dikeluhkan Nelayan

Aktivitas Blasting Di Gunung Tumpang Dikeluhkan Nelayan

Quick Count Pilkada Jabar Dedi-Erwan Unggul Pendukung Cukur Gundul

Quick Count Pilkada Jabar Dedi-Erwan Unggul Pendukung Cukur Gundul