Angkasa Pura (AP) II mengumumkan bahwa sistem IT sejumlah maskapai. Yang terdampak oleh gangguan Microsoft telah kembali normal pada Sabtu (20/7) pagi. Salah satu dampak gangguan tersebut terjadi di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta). Di mana layanan check-in penumpang dan bagasi maskapai Citilink sempat harus dilakukan secara manual.
Pgs. SVP Corporate Secretary AP II, Cin Asmoro. Menyatakan bahwa pagi ini semua bandara AP II melaporkan bahwa sistem IT dua maskapai nasional, yaitu AirAsia Indonesia dan Citilink. Sudah dapat digunakan kembali untuk memproses keberangkatan penumpang pesawat.
“Pada pagi ini, 20 Juli 2024, sistem IT beberapa maskapai sudah kembali normal. Semua maskapai telah memproses keberangkatan penumpang pesawat dengan menggunakan sistem IT mereka,” ujar Cin Asmoro dalam keterangannya, Sabtu (20/7).
Cin mengatakan gangguan sistem milik maskapai itu terjadi sejak kemarin. Ia berterima kasih karena dampak gangguan itu dapat diminimalisasi.
“Kami berterima kasih atas dukungan semua pihak, termasuk penumpang pesawat. Sehingga dampak dari gangguan sistem IT yang terjadi kemarin dapat diminimalisir,” ujar Cin Asmoro.
Lebih jauh, Cin menyatakan sejak kemarin sistem AP II yang membawahi 20 bandara di Indonesia tidak ada yang terdampak masalah Microsoft down.
“Metode IT milik beberapa maskapai kemarin sempat mengalami gangguan, dampak dari gangguan sistem IT secara global. Namun, sistem IT milik AP II sebagai operator 20 bandara sama sekali tidak mengalami gangguan dan tetap beroperasi normal,” tutur Cin.
Penyebab Microsoft Down
Microsoft mengalami gangguan yang dipicu oleh pembaruan perangkat lunak Falcon Sensor dari CrowdStrike, sebuah perusahaan keamanan siber terkemuka yang terkenal dengan teknologi canggihnya.
Falcon Sensor memiliki peran vital dalam melindungi sistem operasi Windows milik Microsoft, yang diaplikasikan pada berbagai jaringan komputer di berbagai sektor, termasuk industri penerbangan.
Menurut laporan dari Ad2stream, gangguan ini muncul sebagai akibat dari pembaruan yang dilakukan oleh CrowdStrike, yang tampaknya telah mengakibatkan gangguan besar pada sistem cloud Microsoft, mengganggu layanan dan operasi yang bergantung pada infrastruktur tersebut.