Ad2stream – Pemilihan Pimpinan DPD. Rapat paripurna yang diadakan pada Selasa, 1 Oktober 2024, di gedung DPR, Senayan, Jakarta, mencatatkan momen unik yang sangat menghibur di tengah suasana yang tegang. Agenda utama rapat tersebut adalah pemilihan pimpinan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) untuk periode 2024-2029. Siapa sangka, di antara diskusi ketat dan interupsi yang berlangsung, humor dari anggota DPD yang juga seorang komedian, Alfiansyah Komeng berhasil mencuri perhatian.
Gelak Tawa di Tengah Ketegangan
Sesi rapat yang penuh dengan interupsi menjadi sedikit lebih menggembirakan ketika salah satu anggota DPD mulai mencari keberadaan Komeng dengan teriakan “Komeng mana suaranya Komeng?” Tak lama, anggota DPD lainnya pun ikut bersorak dengan meneriakkan kata ‘uhuy’. Teriakan khas ini bukan hanya menciptakan suasana ceria, tetapi juga menunjukkan sisi lain dari para anggota yang biasanya terlibat dalam diskusi serius.
Komeng merespon dengan nada humor, mengungkapkan bahwa mikrofon miliknya dalam keadaan mati. “Mik saya dimatiin, Pak,” tuturnya, yang langsung disambut tawa lepas dari anggota DPD lainnya. Momen ini menunjukkan bahwa meskipun rapat mengandung elemen formalitas, tetap ada ruang untuk keceriaan dan interaksi yang menghibur.
Ketegangan antara Sultan dan La Nyalla
Di sisi lain, rapat tersebut juga diwarnai dengan ketegangan antara dua anggota DPD, Sultan Bachtiar Najamudin dan La Nyalla Mattalitti. Kejadian ini terjadi saat pembagian formulir dukungan 25%. Sultan yang terlihat emosional menghampiri La Nyalla dan sempat terlibat dalam cekcok yang cukup tegang. Kontroversi ini menarik perhatian anggota DPD lainnya yang kemudian berusaha melerai keduanya.
La Nyalla, yang tampaknya memilih untuk menjauh, meninggalkan Sultan yang masih dalam keadaan emosi. Situasi ini menunjukkan bahwa rapat tidak hanya menjadi tempat untuk mengambil keputusan, tetapi juga arena untuk berbagai dinamika antaranggota.
Kesimpulan
Dalam sebuah rapat yang dihadiri oleh banyak tokoh politik, kemungkinan munculnya momen unik dan dramatis adalah hal yang sangat mungkin terjadi. Rapat paripurna pemilihan pimpinan DPD ini tidak hanya menyediakan informasi penting bagi publik mengenai kebijakan dan kepemimpinan, tetapi juga memperlihatkan sisi manusiawi dari anggota DPD. Kemeriahan yang dibawa oleh Alfiansyah Komeng dapat menjadi reminder bahwa dalam setiap forum formal, tidak ada salahnya untuk sejenak merehatkan diri dengan tawa, meskipun di tengah ketegangan yang mungkin terjadi. Sementara itu, dinamika antara Sultan dan La Nyalla menunjukkan bahwa politik adalah arena yang selalu penuh warna, baik serius maupun ringan.