Di tengah suasana pasar proyek yang ramai di Bekasi, penjualan foto-foto Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mengalami sepi peminat. Meskipun keduanya merupakan sosok yang memiliki pengaruh besar dalam politik nasional, antusiasme masyarakat terhadap foto-foto mereka di lokasi tersebut tidak sesuai dengan harapan para pedagang.
Para pedagang yang menjual foto-foto Prabowo dan Gibran mengaku cukup kecewa dengan hasil penjualan. Rudi, seorang pedagang yang telah berjualan foto selama beberapa tahun, mengatakan, “Kami berharap bisa menarik perhatian pembeli, terutama menjelang pelantikan. Namun, kenyataannya sangat berbeda.” Ia menjelaskan bahwa meskipun ada beberapa pembeli yang tertarik, jumlahnya jauh dari yang diharapkan. Rudi juga menambahkan bahwa beberapa foto dengan momen-momen penting dari keduanya telah dipajang dengan harga terjangkau, tetapi minat masyarakat tetap rendah.
Salah satu pengunjung pasar, Sarah, mengungkapkan pandangannya tentang penjualan foto tersebut. “Saya datang ke sini untuk mencari kebutuhan sehari-hari, bukan untuk membeli foto. Mungkin lain kali,” katanya. Banyak pengunjung lainnya juga berpendapat bahwa mereka lebih memilih barang-barang yang lebih praktis, seperti makanan, pakaian, dan peralatan rumah tangga, daripada koleksi foto.
Kondisi ini menarik perhatian pihak penyelenggara pasar proyek. Mereka menyadari bahwa ada tantangan dalam menarik minat pengunjung untuk membeli foto. Seorang koordinator acara, Andi, mengatakan, “Kami akan mencoba membuat acara yang lebih menarik, agar pengunjung bisa menikmati suasana pasar sekaligus melihat karya-karya yang dipamerkan. Mungkin kami bisa mengadakan sesi meet and greet atau diskusi tentang politik yang melibatkan figur-figur penting.”
Selain itu, para pedagang berencana untuk memperbarui strategi pemasaran mereka. Mereka berusaha untuk lebih memahami minat dan preferensi masyarakat. Salah satu ide yang muncul adalah menggabungkan penjualan foto dengan merchandise lainnya yang berkaitan dengan Prabowo dan Gibran, seperti kaos atau pin. “Dengan cara ini, kami berharap dapat menarik lebih banyak perhatian dan meningkatkan penjualan,” ungkap Rudi.
Sementara itu, pengamat politik lokal, Denny, berpendapat bahwa rendahnya minat masyarakat terhadap foto Prabowo-Gibran bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor. “Pertama, masyarakat mungkin merasa bahwa foto tersebut tidak memberikan nilai tambah bagi mereka. Kedua, dengan banyaknya berita dan informasi yang bisa diakses secara online, mungkin orang-orang lebih memilih untuk mengikuti perkembangan politik melalui media sosial daripada membeli foto fisik,” jelasnya.
Dengan rendahnya minat masyarakat terhadap foto Prabowo-Gibran, para pedagang dan penyelenggara pasar berharap akan ada perubahan dalam pendekatan pemasaran dan promosi. Mereka optimis bahwa dengan strategi yang tepat, penjualan foto dapat meningkat seiring dengan meningkatnya perhatian masyarakat terhadap kedua tokoh tersebut, terutama menjelang momen-momen penting dalam politik. Para pedagang berharap agar dengan lebih banyak interaksi dan kegiatan yang melibatkan masyarakat, penjualan foto dapat kembali hidup dan menarik minat banyak orang.