Sebagian besar penumpang pesawat Jeju Air yang mengalami kecelakaan pada Minggu (29/12) adalah warga Korea Selatan. Dari 175 penumpang, 173 adalah warga lokal, dan dua lainnya dari Thailand.
Juru bicara pemerintah Thailand, Jirayu Houngsub, mengatakan dua wanita dari Thailand berusia 22 dan 45 tahun.
Menurut Kementerian Luar Negeri RI, tidak ada warga Indonesia yang menjadi korban. Pesawat 7C2216 rute Bangkok ke Muan dijadwalkan mendarat pukul 09.07 pagi waktu setempat, namun mengalami kecelakaan saat mendarat.
Penyebabnya diduga karena kerusakan roda akibat tabrakan dengan burung. Saat ini, petugas pemadam kebakaran melaporkan 120 orang tewas, dan dua awak pesawat selamat. Kedua awak adalah seorang pria dan wanita, diselamatkan dari bagian ekor pesawat yang terbakar.
“Hanya bagian ekor yang masih terlihat, bagian lain hampir tidak bisa dikenali,” kata kepala pemadam kebakaran Muan Lee Jung-hyun, seperti dilaporkan Reuters.
Api dipadamkan pukul 13.00 waktu setempat. Jeju Air meminta maaf atas insiden ini dan berjanji mendukung keluarga korban serta penyintas yang dirawat di rumah sakit Mokpo.
Kecelakaan ini adalah salah satu yang paling mematikan dalam sejarah penerbangan Korea Selatan sejak tragedi Korean Air di Guam 1997 yang menewaskan 200 penumpang. Pada 2002, kecelakaan Air China dekat Bandara Gimhae Korsel menewaskan 129 dari 166 penumpang.