Putusan MK oleh KPU: Kampanye Pilkada di Perguruan Tinggi

Ad2stream – Putusan MK. Jakarta, pada tanggal 22 Agustus 2024, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Mochammad Afifuddin, mengungkapkan komitmennya untuk menindaklanjuti putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait dengan aturan pendaftaran pasangan calon kepala daerah dan juga mengenai pelaksanaan kampanye pilkada di lingkungan perguruan tinggi. Pernyataan tersebut disampaikan dalam sebuah konferensi pers yang digelar di kantor KPU yang berlokasi di Menteng, Jakarta Pusat.

Foto: Ketua KPU (Afifuddin) pentingnya ikuti putusan MK. (c) istimewa/ad2stream

Afifuddin menekankan pentingnya untuk mengikuti seluruh putusan MK yang berkaitan dengan pemulyhan kampanye di kampus. “Kami ingin sampaikan beberapa putusan MK yang lain, misal terkait dengan pengaturan pemulihan kampanye di kampus juga harus kita ikuti,” ujarnya. Hal ini menunjukkan keseriusan KPU dalam memastikan bahwa semua regulasi dan aturan yang ada sejalan dengan keputusan hukum tertinggi di Indonesia tersebut.

Ia juga menjelaskan bahwa draft Peraturan KPU (PKPU) yang berkaitan dengan tindak lanjut putusan MK telah diajukan kepada Komisi II DPR RI. Dalam waktu dekat, KPU berencana untuk mengadakan rapat dengar pendapat dengan DPR untuk membahas lebih lanjut mengenai penyusunan regulasi tersebut. “Satu-dua hari ini kita akan lakukan langkah-langkah pembahasan konsultasi dengan Komisi II. Masih ada waktu sebelum waktu pendaftaran tiba, semua pengaturan PKPU sudah siap untuk diterapkan dalam proses pendaftaran calon kepala daerah di seluruh Indonesia,” ungkapnya.

Keputusan MK sebelumnya mengabulkan gugatan terhadap Undang-Undang Pilkada yang melarang kampanye di perguruan tinggi. MK memutuskan bahwa kampanye dapat dilakukan di lingkungan kampus asalkan mendapat izin dan tanpa menggunakan atribut kampanye. Gugatan ini diajukan oleh dua mahasiswa Universitas Indonesia, Sandy Yudha Pratama Hulu dan Stefanie Gloria. Sidang putusan dengan nomor perkara 69/PUU-XXII/2024 diselenggarakan pada tanggal 20 Agustus.

Hakim ketua Suhartoyo menyatakan, “Dalam pokok permohonan; satu, mengabulkan permohonan para pemohon untuk seluruhnya.” Ia juga menambahkan bahwa frasa “tempat pendidikan” dalam norma Pasal 69 huruf i UU No. 1 Tahun 2015 bertentangan dengan UUD RI 1945 dan tidak memiliki kekuatan hukum yang mengikat sepanjang tidak dimaknai sebagai “dikecualikan bagi perguruan tinggi yang mendapat izin dari penanggung jawab perguruan tinggi atau sebutan lain dan hadir tanpa atribut kampanye pemilu.”

Keputusan ini menjadi langkah krusial dalam memperluas ruang demokrasi di Indonesia, terutama di kalangan generasi muda. Dengan diizinkannya kampanye di perguruan tinggi, KPU berharap dapat menciptakan keterlibatan yang lebih besar dari kalangan mahasiswa dalam proses pemilihan kepala daerah yang akan datang. Adalah penting bagi lembaga pendidikan untuk menjadi wadah diskusi politik yang sehat dan konstruktif, serta memberi ruang bagi calon pemimpin untuk menjelaskan visi dan misi mereka kepada generasi penerus bangsa.

Related Posts

Masyarakat Bermain Judi Di Pidana, Lalu Bagaimana dengan ASN

Judi merupakan aktivitas yang dilarang di banyak negara, termasuk Indonesia. Aktivitas ini tidak hanya merugikan secara finansial, tetapi juga menimbulkan dampak sosial yang signifikan. Pemerintah Indonesia telah menetapkan hukum yang…

Polda Ungkap Peredaran Narkoba 389 KG Jaringan Internasional

Polda Metro Jaya berhasil mengungkap peredaran narkoba jenis sabu dengan berat mencapai 389 kg, yang merupakan bagian dari jaringan internasional asal Afghanistan menuju Jakarta. Dalam pengungkapan kasus besar ini, dua…

You Missed

Masyarakat Bermain Judi Di Pidana, Lalu Bagaimana dengan ASN

Masyarakat Bermain Judi Di Pidana, Lalu Bagaimana dengan ASN

Polda Ungkap Peredaran Narkoba 389 KG Jaringan Internasional

Polda Ungkap Peredaran Narkoba 389 KG Jaringan Internasional

Dari 5 Nov – Polri Ungkap 619 Kasus dan 734 Tersangka Judol

Dari 5 Nov – Polri Ungkap 619 Kasus dan 734 Tersangka Judol

Markas Judi Online di Bandung Digerebek – Profit 500 Juta

Markas Judi Online di Bandung Digerebek – Profit 500 Juta

Julian Alvarez: Heboh Rumor Hubungannya dengan Mia Khalifa

Julian Alvarez: Heboh Rumor Hubungannya dengan Mia Khalifa

Kasus Pembunuhan dan Pemerkosaan di Luwu Timur: Kronologi?

Kasus Pembunuhan dan Pemerkosaan di Luwu Timur: Kronologi?