Remaja di Lebak Bulus Akui Menyesal Usai Bunuh Ayah dan Nenek

Kasus tragis mengguncang kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, setelah seorang remaja berinisial R (17) tega menghabisi nyawa ayah kandungnya, S (45), dan neneknya, N (70). Peristiwa ini terjadi di rumah mereka pada malam yang naas, ketika pertengkaran dalam keluarga berujung pada tindakan yang tidak terduga. R yang masih berstatus pelajar, kini harus menghadapi proses hukum setelah menyerahkan diri dengan perasaan penyesalan mendalam. Dalam persidangan yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, R tak mampu menahan tangisnya saat menceritakan kejadian itu. “Saya khilaf. Saya tidak pernah bermaksud melakukan ini. Saya sangat menyesal,” ujar R sambil terisak.

Menurut kepolisian, insiden bermula dari pertengkaran antara R dan ayahnya. S yang dikenal sebagai sosok tegas, kerap menegur R karena kedisiplinannya yang dinilai kurang. Pada malam kejadian, R mengaku merasa diperlakukan dengan tidak adil sehingga memicu emosi yang tak terkendali. Saat pertengkaran memuncak, R mengambil pisau dapur dan menyerang ayahnya. Neneknya yang mencoba melerai, justru menjadi korban berikutnya ketika R, dalam keadaan gelap mata, menyerangnya pula. “Saat itu saya tidak berpikir. Saya merasa semuanya seperti mimpi buruk yang tidak bisa dihentikan,” ujar R di hadapan hakim.

Kejadian ini mengejutkan masyarakat setempat. Tetangga yang mendengar keributan malam itu mengatakan bahwa mereka sering mendengar suara pertengkaran dari rumah keluarga tersebut, namun tidak pernah menyangka konflik itu bisa berujung pada tragedi sebesar ini. Salah satu tetangga bahkan menyebut bahwa hubungan antara ayah dan anak memang tidak harmonis sejak lama, meskipun nenek R sering berusaha menjadi penengah.

Jaksa penuntut umum dalam persidangan memaparkan bahwa perbuatan R termasuk pembunuhan berencana, meskipun pelaku mengaku bertindak spontan. “Kami menemukan bukti bahwa pelaku telah mempersiapkan pisau sebelum kejadian berlangsung,” ujar jaksa. Akibatnya, R dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, dengan ancaman hukuman maksimal. Meski demikian, pengacara R meminta keringanan dengan alasan usia pelaku yang masih di bawah umur serta tekanan emosional yang berat dari lingkungan keluarga.

Di sisi lain, sidang ini juga mengungkap sejumlah fakta baru yang memperkeruh suasana. Psikolog yang dihadirkan sebagai saksi ahli menyebut bahwa R mungkin mengalami gangguan mental akibat tekanan hidup yang berkepanjangan. “Lingkungan yang tidak sehat, konflik berkepanjangan, dan minimnya dukungan emosional bisa memicu tindakan yang tidak rasional,” jelas psikolog tersebut. Pengacara pelaku juga menambahkan bahwa R pernah mengungkapkan keinginan untuk kabur dari rumah karena merasa tidak kuat menghadapi tekanan dari ayahnya.

Publik pun ramai memperbincangkan kasus ini, dengan berbagai pandangan yang muncul. Ada yang mengutuk tindakan R sebagai kejahatan yang tak termaafkan, sementara yang lain menyarankan pendekatan rehabilitasi mengingat usia pelaku yang masih muda. Peristiwa ini menjadi pengingat pahit akan pentingnya membangun komunikasi yang sehat dalam keluarga, terutama dalam mengatasi konflik antara generasi.

Saat ini, proses hukum masih berlangsung, dan R menjalani penahanan di rumah tahanan anak. Sidang berikutnya akan menentukan apakah permintaan pengacara untuk keringanan hukuman akan dikabulkan. Sementara itu, keluarga besar korban mencoba menerima kenyataan pahit ini, meskipun luka emosional akibat tragedi tersebut akan sulit untuk disembuhkan. Kasus ini tidak hanya menjadi pelajaran bagi keluarga, tetapi juga masyarakat luas tentang pentingnya memperhatikan kesehatan mental dan hubungan antaranggota keluarga sebelum semuanya terlambat.

Jessica Olivia

Menyediakan Informasi terbaru dan terupdate setiap harinya.

Related Posts

Judi Online Jadi Target, Pemerintah Kirim Peringatan Lewat SMS

Pemerintah Indonesia mengambil langkah progresif dalam memerangi perjudian online yang kian merajalela di tengah masyarakat. Salah satu kebijakan terbaru adalah pengiriman pesan singkat (SMS) secara langsung kepada individu yang diduga…

Kebakaran di Senen, Korban Stroke Tewas Terjebak Api

Insiden kebakaran yang tragis terjadi di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Selasa (3/12/2024), sekitar pukul 16.00 WIB. Peristiwa ini menghanguskan sejumlah lapak pedagang dan menewaskan seorang pria berusia 58 tahun yang…

You Missed

TikTok Batasi Penggunaan Filter, Remaja Eropa Jadi Korban

TikTok Batasi Penggunaan Filter, Remaja Eropa Jadi Korban

Apple Siapkan Terobosan Baru iPhone Layar Lipat Segera Hadir

Apple Siapkan Terobosan Baru iPhone Layar Lipat Segera Hadir

Judi Online Jadi Target, Pemerintah Kirim Peringatan Lewat SMS

Judi Online Jadi Target, Pemerintah Kirim Peringatan Lewat SMS

Kebakaran di Senen, Korban Stroke Tewas Terjebak Api

Kebakaran di Senen, Korban Stroke Tewas Terjebak Api

Piala FA 2024/2025: Duel Panas Manchester United vs Arsenal

Piala FA 2024/2025: Duel Panas Manchester United vs Arsenal

Klarifikasi Kasus IWAS: Pemahaman Pelecehan-Pemerkosaan

Klarifikasi Kasus IWAS: Pemahaman Pelecehan-Pemerkosaan