Ad2stream – Kapal Tenggelam. Kejadian tragis kembali melanda dunia perkapalan di Kongo, di mana sebuah kapal yang mengangkut sekitar 300 penumpang dan barang tenggelam di sungai Lukenie, wilayah Kutu, provinsi Mai-Ndombe. Insiden yang berlangsung pada Selasa, 20 Agustus 2024, menyebabkan setidaknya 20 jiwa melayang, termasuk seorang bayi berusia sembilan bulan.
Menurut laporan yang disampaikan oleh AFP, kecelakaan kapal tenggelam ini terjadi ketika kapal tersebut menabrak kayu saat dalam perjalanan menuju kota Nioki. Mirisnya, pencarian di lokasi kejadian mengungkapkan penemuan empat jenazah pada hari pertama setelah tenggelamnya kapal, diikuti dengan penemuan 16 jenazah tambahan pada hari berikutnya. Administrator distrik Kutu, Jacques Nzenza, mengonfirmasi kepada wartawan bahwa pencarian korban masih terus berlangsung untuk menemukan mereka yang masih hilang.
Nzenza juga mengeluarkan peringatan bagi masyarakat setempat dengan melarang berlayar di malam hari. Ia menegaskan bahwa kegiatan pelayaran di malam hari sangat berbahaya dan dapat menimbulkan risiko fatal seperti kapal tenggelam, mengingat kejadian-kejadian serupa yang telah terjadi sebelumnya. “Kami terus mengingatkan semua orang bahwa dilarang berlayar di malam hari, karena sangat berbahaya,” ungkapnya dengan nada penuh keprihatinan.
Kejadian ini bukanlah yang pertama di Kongo. Pada bulan Juli lalu, sebuah kapal di sungai Kongo tenggelam di provinsi timur Maniema, menewaskan setidaknya 25 orang. Selain itu, tragedi di Danau Kivu pada tahun 2019 juga mencatatkan angka kematian yang mengkhawatirkan, mencapai sekitar 100 jiwa. Kecelakaan-kecelakaan ini menunjukkan betapa rentannya keselamatan maritim di wilayah tersebut.
Dengan tingginya angka kecelakaan yang melibatkan kapal di Kongo, menjadi sangat penting bagi pihak berwenang untuk meningkatkan regulasi dan sistem keselamatan di perairan yang sering dilalui oleh kapal penumpang. Edukasi tentang pentingnya keselamatan berlayar, terutama pada malam hari, juga perlu ditingkatkan untuk mencegah terulangnya insiden yang menimbulkan korban jiwa.
Kapal dan penumpang di Kongo sering kali menghadapi tantangan yang berbahaya akibat infrastruktur yang kurang memadai dan kurangnya kesadaran akan keselamatan maritim. Dalam menghadapi fakta-fakta ini, diperlukan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga-lembaga terkait untuk menciptakan sistem perkapalan yang lebih aman dan terjamin. Kemanusiaan tidak bisa terus-menerus menghadapi tragedi yang sama; sudah saatnya tindakan tegas diambil untuk melindungi nyawa para pelaut dan penumpang yang berlayar di perairan ini.