Program pembangunan 3 juta rumah yang diusulkan Presiden Prabowo Subianto diprediksi akan memberikan dampak positif di berbagai sektor ekonomi, termasuk jasa keuangan.
Perbankan dan pasar modal adalah dua sektor yang akan merasakan manfaatnya. Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, mengatakan bahwa program ini akan menguntungkan banyak sektor ekonomi.
Di sektor perumahan, misalnya, program ini akan meningkatkan industri bahan bangunan seperti semen, baja, dan perabotan. Jasa konstruksi dan infrastruktur juga akan mendapat manfaat. Dampak positif ini akan meningkatkan produk domestik bruto (PDB) dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja.
Mahendra menyebut sektor jasa keuangan juga akan memperoleh keuntungan. Misalnya, emiten konstruksi dan infrastruktur akan mengalami peningkatan kinerja.
“Beberapa perusahaan tersebut, terutama di bidang material dan jasa konstruksi, adalah perusahaan Tbk, sehingga akan memberikan dampak positif pada pengembangan pasar modal kita,” kata Mahendra dalam konferensi pers baru-baru ini.
Selain itu, ia menambahkan bahwa pasar modal akan lebih aktif. Karena dana APBN untuk program 3 juta rumah terbatas, salah satu opsi adalah mencari pembiayaan melalui produk efek beragun aset (EBA).
“Sekuritisasi ini akan menyediakan pendanaan besar untuk pembangunan perumahan dan mengembangkan produk ini di pasar modal kita,” jelas Mahendra.
Dari sisi permintaan, calon pembeli rumah akan membutuhkan pembiayaan, terutama kredit pemilikan rumah (KPR).
Kebutuhan KPR ini akan membuka peluang bisnis bagi industri perbankan, penjaminan, dan asuransi.
“Banyak potensi yang bisa didukung oleh industri jasa keuangan,” kata Mahendra. Ia yakin program unggulan Presiden Prabowo ini akan membawa dampak luas. Pasar modal, perbankan, dan industri jasa keuangan diharapkan dapat memanfaatkan potensi ini dan mendukung program tersebut.
“Ini sulit dipenuhi sepenuhnya hanya dari APBN. Namun, kami sudah memberikan masukan dan menunggu hasil dari program ini,” tutup Mahendra.