Ad2stream – Karyawan Samsung. Industri elektronik, khususnya sektor telepon pintar, menjadi salah satu sektor yang penting bagi perekonomian Korea Selatan. Salah satu pemain utama dalam industri ini adalah Samsung, produsen telepon pintar terbesar di negara tersebut. Namun, baru-baru ini, ribuan karyawan Samsung mulai melakukan mogok kerja selama tiga hari untuk menuntut perbaikan dalam sistem bonus berbasis kinerja dan penambahan cuti tahunan.
Aksi mogok kerja ini dipimpin oleh serikat buruh The National Samsung Electronics Union (NSEU), yang memiliki total 28 ribu anggota. Menurut data yang dikutip dari Reuters, setidaknya 8.100 anggota NSEU dipastikan mengikuti aksi protes yang dimulai pada Senin, 8 Juli 2024. Mogok kerja dimulai dengan rapat umum yang diadakan di dekat kantor pusat Samsung di Hwaseong, di selatan Seoul, ibu kota Korea Selatan.
Pemimpin Senior NSEU, Lee Hyun-kuk, sebelumnya telah mengancam bahwa rangkaian pemogokan lain dapat berjalan setelah mogok tiga hari jika tuntutan para pekerja tidak didengarkan. Tuntutan utama para pekerja adalah perbaikan sistem bonus berbasis kinerja dan penambahan cuti tahunan.
Sebelumnya, NSEU juga pernah melakukan walkout dengan menggunakan cuti tahunan. Peristiwa itu merupakan aksi industrial pertama para karyawan, tetapi pihak perusahaan saat itu mengatakan bahwa walkout tidak berdampak terhadap produksi atau aktivitas bisnis Samsung.
Meskipun demikian, para analis memperkirakan bahwa aksi mogok kali ini dapat menjadi tantangan tambahan bagi perusahaan. Hal ini dikarenakan Samsung sedang menghadapi persaingan ketat untuk memproduksi chip yang digunakan untuk aplikasi kecerdasan buatan, yang merupakan salah satu fokus utama perusahaan saat ini.
Mogok kerja yang dilakukan oleh ribuan karyawan Samsung di Korea Selatan menunjukkan adanya ketidakpuasan terhadap kondisi kerja dan sistem kompensasi yang diterapkan oleh perusahaan. Tuntutan untuk perbaikan sistem bonus berbasis kinerja dan penambahan cuti tahunan mencerminkan keinginan para pekerja untuk memperoleh kondisi kerja yang lebih baik dan sesuai dengan kontribusi mereka. Situasi ini menjadi tantangan bagi Samsung untuk menyeimbangkan kepentingan bisnis dan kesejahteraan karyawannya agar dapat menjaga keberlanjutan dan daya saing perusahaan dalam industri yang kompetitif.