Ad2stream – Anggur Shine Muscat. Pestisida merupakan masalah global dalam industri pertanian, terutama ketika produk pangan tidak memenuhi standar keamanan yang ditetapkan. Baru-baru ini, Thailand menghadapi situasi yang serius terkait adanya kontaminasi residu pestisida berbahaya dalam anggur Shine Muscat. Jaringan Peringatan Pestisida Thailand (Thai-PAN) telah melaporkan hasil penelitian yang mengejutkan, di mana sebagian besar sampel anggur Shine Muscat yang diuji mengandung bahan kimia berbahaya yang dapat membahayakan kesehatan konsumen.
Latar Belakang Masalah
Anggur Shine Muscat, varietas anggur terkenal yang berasal dari Jepang, telah menjadi pilihan favorit banyak konsumen di Thailand. Namun, ketenaran buah ini kini terancam setelah keterlibatan Dewan Konsumen Thailand (TCC) yang melakukan pembelian 24 sampel anggur dari berbagai lokasi, termasuk dari toko daring dan pasar lokal. Dari total sampel yang diuji, hanya sembilan sampel yang dapat diidentifikasi sebagai produk impor dari China, sementara sisanya tidak diketahui asalnya.
Hasil analisis laboratorium menunjukkan bahwa satu sampel terdeteksi mengandung klorpirifos, insektisida yang dilarang penggunaannya di Thailand. Lebih mencengangkan lagi, sebanyak 22 sampel lainnya ditemukan mengandung 14 jenis residu pestisida yang melebihi batas aman sebesar 0,01 mg/kg, serta 50 residu pestisida lainnya, di mana 22 di antaranya belum terdaftar secara hukum di Thailand. Di antara zat berbahaya ini, pestisida sistemik menjadi sorotan utama, di mana 37 dari 50 bahan kimia yang terdeteksi adalah pestisida yang sulit untuk dicuci dari jaringan anggur.
Tindakan Hukum yang Diperlukan
Menanggapi temuan mencengangkan ini, TCC mendesak Badan Pengawas Obat dan Makanan Thailand untuk mengambil tindakan hukum terhadap importir anggur Shine Muscat. Ini adalah langkah penting untuk melindungi kesehatan masyarakat dan memastikan bahwa produk yang beredar di pasaran memenuhi standar keamanan pangan. TCC juga menekankan perlunya Kementerian Kesehatan Masyarakat untuk segera memerintahkan importir dan distributor untuk mencantumkan informasi tentang negara asal dari anggur yang diimpor, sebagai langkah transparansi bagi konsumen.
Tindakan Pemerintah Malaysia
Kekhawatiran tentang kontaminasi pestisida ini tidak hanya mempengaruhi Thailand, tetapi juga negara tetangga, Malaysia. Kementerian Kesehatan Malaysia melakukan penyelidikan mendalam terhadap anggur Shine Muscat yang diimpor ke negara tersebut. Dalam analisis yang mencakup 234 sampel, ditemukan bahwa empat sampel gagal memenuhi Batas Residu Maksimum (BMR), meskipun tidak terkait dengan anggur Muscat.
Kementerian Kesehatan Malaysia memberi sinyal bahwa pengiriman anggur Muscat berikutnya akan diperiksa secara ketat melalui mekanisme uji, penahanan, dan pelepasan. Artinya, semua pengiriman akan ditahan dan diuji oleh pihak berwenang sebelum disetujui untuk dijual. Jika ada pelanggaran yang teridentifikasi, larangan impor akan dikenakan untuk memastikan keselamatan konsumen.
Pentingnya Kesadaran Konsumen
Situasi ini menjadi pengingat bagi konsumen tentang pentingnya kesadaran akan keamanan pangan. Selama ini, banyak dari kita mungkin menganggap bahwa produk yang dijual di pasaran telah melalui proses seleksi yang ketat. Namun, temuan terbaru ini memperlihatkan bahwa tidak semua produk memenuhi standar yang diharapkan. Oleh karena itu, konsumen disarankan untuk lebih teliti dalam memilih produk, memperhatikan informasi mengenai asal usul pangan, serta memperhatikan label yang menyatakan keamanan dari bahan kimia berbahaya.
Kesimpulan
Dinamika di sekitar anggur Shine Muscat di Thailand dan Malaysia mencerminkan tantangan global yang lebih luas dalam menjaga keamanan pangan dan keberlanjutan. Penegakan hukum yang ketat terhadap importir yang tidak mematuhi peraturan sangat penting untuk melindungi kesehatan masyarakat. Selain itu, kolaborasi antara pemerintah, lembaga pengawas, dan konsumen merupakan kunci dalam menciptakan sistem pangan yang aman dan terpercaya. Diharapkan, langkah-langkah yang diambil oleh otoritas Thailand dan Malaysia dapat menginspirasi negara-negara lain untuk melakukan tindakan serupa guna memastikan bahwa produk yang sampai ke meja makan kita adalah aman untuk dikonsumsi.