Ad2stream – Kecelakaan. Peristiwa tragis yang melibatkan anak-anak dalam kecelakaan lalu lintas kembali mencuat, kali ini terjadi di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Dua bocah berinisial W (11) dan IH (14) mengalami kecelakaan saat mengendarai sepeda motor dan menabrak mobil pikap yang dikendarai oleh seorang pemuda berusia 24 tahun. Kecelakaan ini bukan hanya menimbulkan luka berat bagi kedua bocah tersebut, tetapi juga merenggut nyawa W di Rumah Sakit Umum Daerah dr Soerjono Selong akibat cedera berat.
Kepala Polsek Sambelia, Iptu Fathul Munir, menjelaskan bahwa kecelakaan anak sd bawa motor terjadi di jalan raya Labuhan Senanggalih ketika kedua bocah tersebut melaju dengan kecepatan tinggi. Keduanya tidak mampu mengendalikan sepeda motor saat berusaha berbelok dan akhirnya menabrak kendaraan lain. Ini menjadi pengingat akan pentingnya pemahaman mengenai keselamatan berkendara, terutama di kalangan anak-anak.
Salah satu fokus utama yang perlu disoroti adalah alasan mengapa anak di bawah umur dilarang untuk mengendarai kendaraan bermotor. Menurut praktisi keselamatan berkendara, Sony Susmana, selain faktor fisik yang belum memenuhi syarat, perkembangan mental dan emosional anak-anak juga belum stabil. Anak-anak cenderung tidak dapat mengambil keputusan yang tepat dalam situasi darurat, sehingga berisiko tinggi dalam mengemudikan kendaraan.
Usia ideal untuk mulai berkendara, menurut Sony, adalah 17 tahun. Ini adalah batasan yang dirancang untuk menjamin bahwa seseorang sudah cukup matang secara emosional dan memiliki pengalaman yang cukup sebelum menghadapi tantangan di jalan raya. Dengan demikian, peran orang tua sangat penting dalam hal ini. Orang tua seharusnya tidak membiarkan anak di bawah umur berkendara sebelum waktu yang tepat, guna menghindari kecelakaan yang dapat mengancam keselamatan mereka.
Di balik kecelakaan tragis ini juga tersimpan pelajaran yang dapat kita ambil. Kewaspadaan dalam berkendara di jalan raya tidak hanya bergantung pada kemampuan fisik, tetapi juga perlunya pemahaman tentang situasi lalu lintas yang dinamis. Anak-anak sering kali terjebak dalam ego dan emosi mereka, sehingga mengabaikan risiko yang ada di depan mata.
Demi mencegah tragedi serupa terjadi di masa depan, masyarakat dan pemerintah perlu bekerja sama untuk meningkatkan kesadaran akan keselamatan berkendara. Program edukasi untuk anak-anak dan orang tua mengenai risiko berkendara di usia muda harus lebih digalakkan. Dengan demikian, kita bisa berharap agar kejadian serupa tidak terulang, dan keselamatan di jalan raya dapat terjaga untuk generasi yang akan datang.