Ad2stream – Pembacokan Siswa MTs. Tangerang Selatan baru-baru ini diguncang oleh peristiwa tragis yang melibatkan pembacokan siswa madrasah tsanawiyah (MTs) yang menyebabkan meninggalnya seorang remaja berinisial O (14 tahun). Kepolisian Resor Tangsel telah berhasil menangkap dua pelaku, M (16) dan T (14), yang diduga terlibat dalam aksi kekerasan ini. Penangkapan ini terjadi setelah serangkaian penyidikan yang mengungkap sejumlah bukti penting, termasuk senjata tajam jenis celurit yang digunakan dalam insiden tersebut.
Kasat Reskrim Polres Tangsel, peristiwa pembacokan siswa MTs ini pun AKP Alvino Cahyadi, mengungkapkan, “Celurit tersebut digunakan oleh M untuk melukai korban dengan cara membacok ke arah punggung sebanyak 4 kali secara terus menerus.” Hal ini menunjukkan betapa brutalnya tindakan yang dilakukan oleh para pelaku, yang notabene masih berusia remaja.
Penangkapan M terjadi di Banyumas, Jawa Tengah, sedangkan T ditangkap di rumah orang tuanya di Ciputat, Tangerang Selatan. Penegakan hukum dalam kasus ini menunjukkan keseriusan pihak kepolisian dalam menangani kekerasan remaja yang kian meningkat. Selain senjata tajam, aparat juga berhasil mengamankan barang bukti lainnya, seperti sepeda motor, handphone, helm, dan pakaian yang digunakan saat kejadian.
Dalam proses penyidikan, pelaku M ditetapkan sebagai pelaku utama dan dijerat dengan beberapa pasal terkait kekerasan, yaitu Pasal Kekerasan terhadap Anak yang Mengakibatkan Meninggal Dunia, serta pasal-pasal lain yang mengatur tentang pengeroyokan dan penganiayaan. Sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, tindakan ini jelas memiliki konsekuensi hukum yang berat.
Di sisi lain, pelaku T dikenakan pasal terkait kepemilikan senjata tajam, yang mengindikasikan bahwa kepemilikan senjata illegal menjadi salah satu faktor utama dalam kejadian ini. Hal ini mengisyaratkan perlunya perhatian lebih dalam penegakan hukum seputar kepemilikan senjata tajam, terutama di kalangan remaja.
Peristiwa ini menjadi peringatan bagi kita semua tentang bahaya tawuran dan kekerasan di kalangan pelajar. Video kejadian pembacokan yang viral di media sosial, menambah sisi dramatis peristiwa ini dan menimbulkan keprihatinan di masyarakat. Pemerintah dan instansi terkait diharapkan dapat mengambil langkah-langkah preventif guna mencegah terjadinya kekerasan serupa di masa depan.
Dengan penangkapan pelaku pembacokan siswa MTs ini, diharapkan dapat memberikan pelajaran berharga bagi para remaja dan juga masyarakat luas. Tindakan kekerasan tidak dapat dibenarkan dalam situasi apapun, dan penting bagi kita untuk bersama-sama membangun lingkungan yang aman dan kondusif bagi generasi muda kita. Sebagaimana ungkapan, pencegahan adalah langkah terbaik untuk menghindari konsekuensi yang lebih fatal di kemudian hari.