Setelah terjadinya erupsi Gunung Lewotobi yang mengguncang wilayah Flores, Nusa Tenggara Timur, pada awal November 2024, Wakil Menteri Sosial (Wamensos) RI, Tri Rismaharini, melakukan kunjungan langsung ke lokasi terdampak untuk memastikan bantuan bagi para korban erupsi dapat tersalurkan dengan cepat dan tepat. Dalam kunjungannya, Wamensos memastikan bahwa seluruh kebutuhan dasar para pengungsi, mulai dari makanan, pakaian, hingga tempat tinggal sementara, akan dipenuhi oleh pemerintah.
Kunjungan Wamensos ke Lokasi Pengungsian
Wamensos Tri Rismaharini tiba di Kabupaten Sikka, tempat lokasi pengungsian sebagian besar korban erupsi Lewotobi, pada Kamis pagi (7/11). Sesampainya di lokasi, Risma langsung meninjau sejumlah titik pengungsian yang ditempati oleh warga yang mengungsi akibat awan panas dan hujan abu vulkanik yang menyelimuti kawasan sekitar gunung. Para pengungsi yang sebagian besar berasal dari desa-desa di kaki Gunung Lewotobi mengungsi ke balai desa dan gedung-gedung milik pemerintah setempat.
Risma menyempatkan diri berbicara dengan beberapa pengungsi, mendengarkan keluhan mereka, dan memastikan kondisi kesehatan mereka setelah beberapa hari berada di tempat pengungsian. Di samping itu, Risma juga mengunjungi sejumlah fasilitas logistik yang telah didirikan oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi, seperti dapur umum, posko kesehatan, dan tempat distribusi bantuan.
“Saya di sini untuk memastikan semua kebutuhan saudara-saudara kita yang terdampak erupsi dapat dipenuhi. Kami dari Kementerian Sosial telah menyiapkan bantuan, mulai dari makanan, obat-obatan, hingga tenda darurat,” ungkap Risma dengan penuh perhatian.
Bantuan yang Diberikan
Risma menegaskan bahwa pihaknya sudah mengirimkan sejumlah bantuan ke wilayah terdampak, termasuk logistik yang dibutuhkan oleh para pengungsi. Dalam kunjungannya, Risma mengonfirmasi bahwa sebanyak 2.000 paket sembako sudah dikirim ke posko-posko pengungsian di Kabupaten Sikka dan sekitarnya. Selain sembako, Kementerian Sosial juga telah menyalurkan obat-obatan, selimut, tikar, dan pakaian hangat untuk para pengungsi yang tinggal di lokasi yang kedinginan.
Selain bantuan materi, Kementerian Sosial juga telah menyiapkan tim medis dan relawan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi pengungsi yang membutuhkan perawatan. Beberapa pengungsi yang menderita luka ringan akibat erupsi sudah mendapatkan pertolongan pertama, dan risikonya dapat ditangani dengan baik oleh tenaga medis yang berada di lokasi.
“Bantuan akan terus kami kirimkan. Kami pastikan tidak ada yang kekurangan dalam hal logistik maupun pelayanan kesehatan. Kita semua bersama-sama dalam menghadapi bencana ini,” tambah Risma.
Peran Pemerintah Daerah dan Kolaborasi
Pemerintah daerah Kabupaten Sikka juga terlihat sangat proaktif dalam mendampingi pengungsi dan memastikan seluruh fasilitas yang diperlukan tersedia dengan baik. Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo, yang turut mendampingi Risma, menyatakan bahwa pihaknya akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Sosial, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), serta instansi terkait lainnya untuk mempercepat proses pemulihan.
“Kami bersyukur atas bantuan yang cepat datang dari Kementerian Sosial. Namun, kami juga terus berupaya mencari solusi terbaik untuk pemulihan lebih lanjut, termasuk relokasi permanen bagi masyarakat yang rumahnya hancur akibat erupsi,” ungkap Bupati Diogo.
Pihak Pemkab Sikka bersama TNI/Polri juga telah mengerahkan personel untuk membantu pendistribusian bantuan ke daerah-daerah yang lebih terpencil dan sulit dijangkau. Keamanan di lokasi pengungsian juga terus dijaga guna memastikan ketertiban dan kenyamanan para pengungsi.
Tantangan yang Dihadapi
Meskipun bantuan sudah mulai mengalir, tantangan besar tetap dihadapi oleh para korban erupsi. Salah satunya adalah masalah cuaca ekstrem yang mengakibatkan kesulitan dalam distribusi bantuan ke wilayah-wilayah terpencil. Hujan abu vulkanik yang masih terus turun dan cuaca yang tidak menentu membuat pendistribusian bantuan terkendala di beberapa titik.
Kendati demikian, Risma memastikan bahwa pemerintah pusat akan terus memantau perkembangan situasi dan memberikan dukungan kepada pemerintah daerah untuk mengatasi masalah logistik dan kebutuhan mendesak lainnya. Kementerian Sosial juga berencana untuk memperpanjang masa bantuan bagi para pengungsi, mengingat situasi yang belum sepenuhnya aman bagi mereka untuk kembali ke rumah mereka.
“Untuk sementara, kami akan memastikan kebutuhan dasar mereka tercukupi. Setelah situasi lebih kondusif, kami akan berkoordinasi dengan BNPB untuk penanganan lebih lanjut dan mempersiapkan langkah pemulihan jangka panjang,” jelas Risma.
Masa Depan Pemulihan
Pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial juga berencana untuk melakukan pendataan ulang terkait kerugian yang dialami warga akibat erupsi Gunung Lewotobi. Rencana rehabilitasi jangka panjang, termasuk pemberian bantuan perbaikan rumah dan pembangunan fasilitas umum, akan segera disusun setelah kondisi darurat mereda.
Selain itu, program edukasi terkait kesiapsiagaan bencana akan digalakkan di daerah-daerah rawan bencana lainnya, termasuk wilayah sekitar Gunung Lewotobi. Kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana akan menjadi kunci dalam mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh bencana alam di masa depan.
Penutupan
Kunjungan Wamensos Tri Rismaharini ke lokasi pengungsian korban erupsi Lewotobi menunjukkan komitmen pemerintah untuk memberikan perhatian penuh kepada warga yang terdampak bencana. Dengan sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat, diharapkan pemulihan pasca-erupsi dapat berlangsung dengan cepat dan efisien.
Para pengungsi kini dapat merasa lebih tenang karena bantuan yang dijanjikan telah mulai tiba. Namun, kerja keras belum selesai. Pemerintah akan terus bekerja keras untuk memastikan bahwa seluruh kebutuhan para korban erupsi dapat dipenuhi dan mereka dapat segera kembali ke kehidupan yang lebih baik.