Seorang siswa dari SMK N 4 Kota Semarang, Jawa Tengah, yang dikenal dengan inisial GRO dan berusia 17 tahun, dilaporkan meninggal dunia akibat luka tembak. Diduga kuat ia ditembak oknum polisi pada Sabtu malam sekitar pukul 23.30 WIB, tepatnya pada tanggal 23 November.
Menurut informasi, korban meninggal pada Minggu, 24 November. Siswa yang aktif di Paskibra ini sempat dirawat intensif beberapa jam di IGD RSUP dr Kariadi Semarang.
Selain GRO, diduga ada anak lain mengalami luka. Di rumah duka, tempat nenek dan kakek korban di Manyaran, Semarang Barat, terlihat papan lelayu dan beberapa kursi hijau untuk pelayat.
Jenazah korban dimakamkan di Sragen. Kerabat korban, Umi, mengonfirmasi bahwa korban meninggal karena luka tembak. Keluarga menjemput jenazah dari RS Kariadi siang hari Minggu, 24 November.
“Memang akibat luka tembak. Tiba-tiba meninggal, saya bingung. Tepat jam 12.30 WIB saat hendak pengajian, saya ditelepon budenya, tapi berita dari Polrestabes belum jelas,” kata Umi saat dihubungi wartawan Senin, 25 November.
Umi menyatakan keluarga belum mendapat informasi lebih lanjut tentang penyebab kematian korban. “Mohon bantuannya. Kami masih berduka, dan keluarga belum tahu pasti. Jenazah dibawa pulang oleh keluarga, kami menjemputnya di RS Kariadi,” kata Umi.
Siswa Dikenal Baik Di Sekolah SMK N 4 Semarang
Waka Kesiswaan SMK N 4, Agus Riswantini, menyatakan bahwa korban adalah siswa baik dan anggota Paskibra yang baru memenangkan lomba baris-berbaris di Akpol. Ia menegaskan korban bukan siswa yang sering terlibat tawuran.
“Anaknya baik, terpilih mengikuti kegiatan seperti Paskibra, yang kita tahu untuk anak-anak pilihan. Kami belum mendapatkan informasi jelas tentang penembakan. Banyak spekulasi di media sosial tentang tawuran, tapi menurut kami mereka anak baik,” kata Agus.
Staf kesiswaan SMK N 4, Nanang Agus, menyebut ada tiga murid menjadi korban penembakan, salah satunya GRO yang telah meninggal. “Iya, anggota Paskibra, tiga siswa terlibat, satu meninggal, dua lainnya selamat. Mereka masih dirawat dan belum bisa dijenguk karena kondisi mental belum siap.
Keluarga belum mengizinkan siapa pun mengunjungi,” ujar Nanang. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jateng, Kombes Pol Dwi Subagio, membenarkan GRO tewas diduga ditembak oknum polisi di Semarang. “Benar. Untuk informasi lebih lanjut bisa ke Polrestabes,” ujar Dwi.