Dokter: Obesitas dan Hipertensi Risiko Saat Ikut Maraton

Partisipasi dalam maraton semakin populer di kalangan masyarakat sebagai bentuk kegiatan olahraga dan gaya hidup sehat. Namun, bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu seperti obesitas dan hipertensi, mengikuti acara maraton bisa berisiko bagi kesehatan mereka. Para ahli kesehatan mengingatkan bahwa partisipasi dalam maraton dapat memicu komplikasi serius bagi orang-orang dengan kondisi tersebut, terutama jika mereka tidak mempersiapkan tubuh dengan baik.

Risiko Kesehatan pada Penderita Obesitas

Obesitas, yang ditandai dengan kelebihan berat badan yang berlebihan, dapat mempengaruhi hampir semua sistem tubuh, termasuk jantung dan pembuluh darah. Penderita obesitas memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan jantung, diabetes, dan masalah pernapasan. Ketika berlari dalam jarak jauh seperti maraton, tubuh membutuhkan usaha yang sangat besar. Pada individu dengan obesitas, kelebihan berat badan meningkatkan stres pada sendi, otot, dan jantung, yang dapat menyebabkan cedera atau masalah kardiovaskular yang serius.

Dr. Maya Sari, seorang dokter spesialis kedokteran olahraga, menjelaskan, “Bagi penderita obesitas, berlari dalam jarak jauh sangat menantang. Selain meningkatkan tekanan pada tubuh secara keseluruhan, maraton dapat memperburuk risiko cedera pada persendian dan meningkatkan beban jantung yang sudah bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh.”

Bahaya Maraton Bagi Penderita Hipertensi

Penderita hipertensi atau tekanan darah tinggi juga harus berhati-hati saat berpartisipasi dalam maraton. Saat berolahraga intensif, seperti berlari dalam jarak jauh, tekanan darah cenderung meningkat. Pada orang dengan hipertensi, lonjakan tekanan darah ini bisa memperburuk kondisi jantung dan pembuluh darah mereka.

Dr. Maya Sari menambahkan, “Bagi penderita hipertensi, latihan yang berlebihan tanpa pengawasan dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah yang berbahaya. Dalam kasus tertentu, hal ini bisa menyebabkan komplikasi serius, seperti stroke atau serangan jantung.”

Penderita hipertensi yang ingin mengikuti maraton disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk memeriksa kondisi mereka secara menyeluruh. Obat penurun tekanan darah dan program olahraga yang teratur dengan intensitas yang lebih rendah dapat membantu mengelola kondisi ini, tetapi harus dilakukan dengan pengawasan medis.

Pentingnya Persiapan yang Tepat

Meskipun berisiko, bukan berarti individu dengan obesitas atau hipertensi tidak bisa berpartisipasi dalam olahraga. Dr. Maya Sari menekankan pentingnya persiapan yang matang sebelum mengikuti kegiatan fisik seperti maraton.

  1. Konsultasi Medis
    Sebelum memutuskan untuk ikut maraton, penderita obesitas dan hipertensi harus berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan tubuh mereka siap menghadapi tantangan fisik yang berat. Pemeriksaan menyeluruh terhadap jantung, pembuluh darah, dan kondisi fisik lainnya sangat penting untuk menghindari komplikasi.
  2. Program Latihan Bertahap
    Dokter menyarankan agar individu dengan kondisi ini memulai dengan latihan bertahap. Mulailah dengan latihan ringan seperti jalan kaki atau jogging pendek sebelum beralih ke lari jarak jauh. Penting untuk memperhatikan bagaimana tubuh merespons latihan tersebut.
  3. Kontrol Berat Badan dan Tekanan Darah
    Pengendalian berat badan dan tekanan darah adalah hal yang sangat penting. Penderita obesitas harus bekerja dengan dokter atau ahli gizi untuk merencanakan pola makan sehat dan program penurunan berat badan yang aman. Sementara itu, penderita hipertensi harus mengontrol tekanan darah mereka dengan obat dan gaya hidup sehat.
  4. Perhatikan Tanda-Tanda Bahaya
    Selama latihan atau pada hari maraton, penting untuk berhenti dan mencari bantuan medis jika merasa pusing, sesak napas, atau nyeri dada. Penderita obesitas dan hipertensi harus sangat memperhatikan tanda-tanda tubuh yang memberi sinyal adanya masalah.

Alternatif Olahraga yang Lebih Aman

Bagi mereka yang merasa tidak yakin atau tidak disarankan untuk mengikuti maraton, ada banyak alternatif olahraga yang lebih aman dan tetap memberikan manfaat kesehatan. Bersepeda, berenang, atau jalan cepat adalah pilihan yang lebih ringan namun tetap efektif dalam meningkatkan kebugaran jantung dan mengurangi berat badan.

“Olahraga dengan intensitas yang lebih rendah, seperti berenang, sangat baik untuk orang dengan obesitas atau hipertensi. Ini membantu memperkuat jantung dan otot tanpa memberikan tekanan berlebih pada tubuh,” jelas Dr. Maya.

Kesimpulan

Meskipun maraton adalah acara olahraga yang menyenangkan dan menantang, penderita obesitas dan hipertensi harus sangat berhati-hati sebelum berpartisipasi. Risiko cedera jantung, stroke, dan tekanan darah tinggi bisa meningkat jika tidak ada persiapan yang baik dan pengawasan medis. Oleh karena itu, sangat penting bagi individu dengan kondisi ini untuk berkonsultasi dengan dokter, melakukan latihan bertahap, dan memastikan tubuh mereka siap sebelum memutuskan untuk ikut serta dalam maraton.

Jika maraton terlalu berat, tidak ada salahnya memilih olahraga lain yang lebih ringan tetapi tetap memberikan manfaat kesehatan jangka panjang.

Jessica Olivia

Menyediakan Informasi terbaru dan terupdate setiap harinya.

Related Posts

Bahaya Kanker Usus – Kenali Gejala dan Langkah Pencegahannya

Kanker usus, juga dikenal sebagai kanker kolorektal, adalah salah satu jenis kanker yang paling umum di dunia. Penyakit ini menyerang usus besar dan rektum, dan dapat berdampak serius pada kesehatan…

Penyebab Kulit Kering Bersisik dan Cara Mengatasinya

Kulit kering bersisik adalah kondisi yang seringkali membuat tidak nyaman dan mengganggu penampilan. Ketika kulit kehilangan kelembapan alaminya, lapisan terluar kulit menjadi kering, kasar, dan bisa terlihat bersisik. Kulit yang…

You Missed

Dari 5 Nov – Polri Ungkap 619 Kasus dan 734 Tersangka Judol

Dari 5 Nov – Polri Ungkap 619 Kasus dan 734 Tersangka Judol

Markas Judi Online di Bandung Digerebek – Profit 500 Juta

Markas Judi Online di Bandung Digerebek – Profit 500 Juta

Julian Alvarez: Heboh Rumor Hubungannya dengan Mia Khalifa

Julian Alvarez: Heboh Rumor Hubungannya dengan Mia Khalifa

Kasus Pembunuhan dan Pemerkosaan di Luwu Timur: Kronologi?

Kasus Pembunuhan dan Pemerkosaan di Luwu Timur: Kronologi?

Timnas Indonesia Kembali Bersinar: Tapi Belum Segel Tiket?

Timnas Indonesia Kembali Bersinar: Tapi Belum Segel Tiket?

Denny Sumargo dan Farhat Abbas: Saling Melaporkan, Ada apa?

Denny Sumargo dan Farhat Abbas: Saling Melaporkan, Ada apa?