Ad2stream – Israel Diserang. Pada tanggal 22 September 2024, kelompok bersenjata pro-Iran yang berbasis di Irak, yang dikenal sebagai Perlawanan Islam Irak, mengklaim bertanggung jawab atas serangan drone yang ditujukan ke wilayah Israel. Dalam pernyataan resmi militer Israel, mereka mengonfirmasi bahwa pasukan mereka berhasil mencegat “banyak target udara mencurigakan” yang diluncurkan dari Irak. Untungnya, serangan tersebut tidak menimbulkan korban cedera, menurut laporan dari AFP dan Al Arabiya.
Dalam keterangan yang disampaikan melalui platform Telegram, Perlawanan Islam Irak menyatakan bahwa mereka menargetkan lokasi strategis di wilayah pendudukan Israel sebagai bentuk dukungan kepada rakyat Gaza. Israel diserang ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan regional yang telah berlangsung hampir setahun menyusul pertempuran berkepanjangan antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza. Ketegangan ini juga melibatkan kelompok-kelompok bersenjata pro-Iran di seluruh Timur Tengah yang merespons konfrontasi yang berlangsung.
Sebagai tambahan, pada hari yang sama, kelompok Hizbullah, yang juga didukung oleh Teheran, melaporkan bahwa pasukan mereka telah melancarkan serangan roket terhadap posisi industri militer Israel. Serangan ini merupakan reaksi awal atas ledakan massal perangkat komunikasi di Lebanon, yang diduga merupakan aksi yang dirancang oleh Tel Aviv. Ledakan tersebut dilaporkan menewaskan setidaknya 37 orang dan melukai hampir 3.000 lainnya, dengan banyak anggota Hizbullah dan keluarganya merupakan bagian dari korban.
Perlawanan Islam Irak, yang merupakan gabungan dari berbagai kelompok bersenjata yang didukung Iran, telah mengklaim sejumlah serangan serupa terhadap Israel dalam beberapa bulan terakhir. Meskipun demikian, militer Israel tetap bersikukuh bahwa semua serangan tersebut berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara mereka.
Tidak hanya berfokus pada Israel, kelompok ini juga aktif dalam melancarkan serangan terhadap posisi pasukan koalisi yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS) di Irak dan Suriah. Musim dingin lalu, Perlawanan Islam Irak dikabarkan melakukan lebih dari 175 serangan roket dan drone, yang memprovokasi respons dari militer AS melalui beberapa serangan balasan terhadap faksi-faksi militan pro-Iran.
Dalam beberapa bulan terakhir, meskipun terjadi ketegangan yang meningkat dalam konteks geopolitik, serangan-serangan terhadap pasukan AS tampaknya telah mereda. Namun, dengan kembali munculnya aksi-aksi agresif dari kelompok bersenjata pro-Iran dan ketegangan yang terus berkepanjangan di kawasan ini, situasi di Timur Tengah tetap rawan dan tidak menentu. Keterlibatan berbagai aktor regional dan internasional dalam konflik ini menandakan bahwa potensi untuk eskalasi lebih lanjut masih ada.